Page Nav

HIDE

Pages

Breaking News:

latest

Ads Place

Aktivis ICW Samakan Pengusul Hak Angket KPK dengan Penyerang Novel - KOMPAS.com

Aktivis ICW Samakan Pengusul Hak Angket KPK dengan Penyerang Novel - KOMPAS.com KOMPAS.com / DANI PRABOWO Suasana rapat paripurna pengambila...

Aktivis ICW Samakan Pengusul Hak Angket KPK dengan Penyerang Novel - KOMPAS.com

KOMPAS.com / DANI PRABOWO Suasana rapat paripurna pengambilan keputusan atas usulan hak angket yang ditujukan Komisi III DPR kepada Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (28/4/2017). Usulan hak angket tersebut disetujui dalam paripurna tersebut, meski sejumlah fraksi menolaknya.

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menilai anggota dan fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat yang mengusulkan hak angket terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi telah melakukan premanisme politik.

"Ini teror dan premanisme kepada KPK," kata Donal dalam sebuah diskusi di Jakarta, S abtu (6/5/2017).

Donal mengatakan, pengusul hak angket telah menabrak sejumlah aturan yang ada, sehingga layak disebut melakukan tindakan premanisme.

Ia menilai, hak angket salah alamat apabila ditujukan kepada KPK yang bukan merupakan bagian atau eksekutif atau pemerintah.

Kemudian secara prosedur, pengajuan hak angket hingga disetujui di paripurna menabrak aturan yang ada.

Harusnya, hak angket ditandatangani oleh 25 anggota dari dua fraksi yang berbeda. Namun ia mendapat informasi hanya ada 16 anggota yang menandatangani draf hak angket saat diketuk di paripurna. Belakangan, jumlah penandatangan baru bertambah menjadi 25 orang.

Selain itu, pengambilan keputusan di paripurna juga tidak dilakukan secara musyawarah atau pun voting. Pimpinan rapat Fahri Hamzah langsung mengetuk palu meski pun masih ada anggota yang interupsi.

"Bagaimana DPR mau mengawasi Undang-Undang kalau di internalnya saja tidak patuh dengan UU?" ucap dia.< /p>

Donal pun menyebut, tindakan pengusul hak angket ini tidak jauh berbeda dengan tindakan dua orang tak dikenal yang menyiram air keras ke wajah penyidik KPK Novel Baswedan.

"Ada dua Premanisme. Satu, premanisme secara fisik itu yang tejadi seperti terjadi pada novel. Kedua, premanisme secara politik seperti yang terjadi di DPR," ucap Donal.

Usulan hak angket dimulai dari protes yang dilayangkan sejumlah anggota Komisi III kepada KPK terkait persidangan kasus dugaan korupsi proyek e-KTP di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Dalam persidangan, penyidik KPK Novel Baswedan yang dikonfrontasi dengan politisi Hanura Miryam S Haryani, mengatakan bahwa Miryam ditekan oleh sejumlah anggota Komisi III DPR, agar tidak mengungkap kasus korupsi dalam pengadaan e-KTP.

Menurut Novel, hal itu diceritakan Miryam saat diperiksa di Gedung KPK. (Baca: PAN Tegaskan Tak Akan Kirim Perwakilan dalam Pansus Angket KPK) Melalui Pansus hak angket, Komisi III ingi n rekaman pemeriksaan Miryam di KPK diputar secara terbuka.

Baca juga: Tak Punya Legalitas yang Kuat, Hak Angket KPK Bisa Dibatalkan

Kompas TV Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menyayangkan proses pengambilan putusan hak angket yang dipimpin Fahri Hamzah. Berita TerkaitFormappi: Hak Angket Sering Dijadikan Mainan PolitikFraksi Nasdem Desak Materi Hak Angket Tak Hanya soal MiryamHak Angket KPK, Ujian bagi Konsistensi Partai... Banyak Ditolak, Politisi PDI-P Masinton Yakin Hak Angket KPK Berjalan Terkini Lainnya Partai Idaman Anggap 'Presidential Threshold' Diskriminatif Partai Idaman Anggap "Presidential Threshold" Diskriminatif Nasional 06/05/2017, 13:57 WIB Sejoli Tewas Keracunan Gas Saat Sedang Seks Oral di Dalam Mobil Sejoli Tewas Keracunan Gas Saat Sedang Seks Oral di Dalam Mobil Internasional 06/05/2017, 13:46 WIB Lagi, Rossi Bantah Akan Punya Tim MotoGP Lagi, Rossi Bantah Akan Punya Tim MotoGP Olahraga 06/05/2017, 13:45 WIB Aktivis ICW Samakan Pengusul Hak Angket KPK dengan Penyerang Novel Aktivis ICW Samakan Pengusul Hak Angket KPK dengan Penyerang Novel Nasional 06/05/2017, 13:39 WIB Anies Persilakan Warga Beri Masukan pada Tim Sinkronisasi Anies Persilakan Warga Beri Masukan pada Tim Sinkronisasi Megapolitan 06/05/2017, 13:39 WIB Sidak Rutan Kebon Waru, Kapolrestabes Bandung Pastikan Kondusif Sidak Rutan Kebon Waru, Kapolrestabes Bandung Pastikan Kondusif Regional 06/05/2017, 13:29 WIB Menyalip, Pengendara Motor Tewas Terlindas Bus Setelah Terjatuh Menyalip, Pengendara Motor Tewas Terlindas Bus Setelah Terjatuh Regional 06/05/2017, 13:13 WIB Kata Gus Sholah Soal Pemilih Ahok-Djarot dan Pemilih Anies-Sandi Kata Gus Sholah Soal Pemilih Ahok-Djarot dan Pemilih Anies-Sandi Nasional 06/05/2017, 12:54 WIB Istri Anies Terima Banyak Undangan Usai Penetapan Gubernur Terpilih Istri Anies Terima Banyak Undangan Usai Penetapan Gubernur Terpilih Megapolitan 06/05/2017, 12:47 WIB Masa Tanggap Darurat Bencana Ma   gelang Diperpanjang 7 Hari Masa Tanggap Darurat Bencana Magelang Diperpanjang 7 Hari Regional 06/05/2017, 12:46 WIB Ditetapkan Jadi Wagub Terpilih, Sandiaga Syukuran Bersama Ustaz Solmed Ditetapkan Jadi Wagub Terpilih, Sandiaga Syukuran Bersama Ustaz Solmed Megapolitan 06/05/2017, 12:31 WIB Pengacara Sebut Fahri Hamzah Dikriminalisasi karena Bongkar Bobrok KPK Pengacara Sebut Fahri Hamzah Dikriminalisasi karena Bongkar Bobrok KPK Nasional 06/05/2017, 12:28 WIB Pentingnya 'Presidential Threshold' Menurut Golkar Pentingny a "Presidential Threshold" Menurut Golkar Nasional 06/05/2017, 12:17 WIB Anaknya Terjaring Razia, Ibu Rumah Tangga Marahi Petugas Anaknya Terjaring Razia, Ibu Rumah Tangga Marahi Petugas Regional 06/05/2017, 12:02 WIB Pesan Ibunda Setelah Anies Ditetapkan sebagai Gubernur DKI Terpilih Pesan Ibunda Setelah Anies Ditetapkan sebagai Gubernur DKI Terpilih Megapolitan 06/05/2017, 12:00 WIB Load MoreSumber: Google News

Tidak ada komentar

Latest Articles