Page Nav

HIDE

Breaking News:

latest

Ads Place

Malaysia Deportasi Simpatisan Gulen ke Turki

Malaysia Deportasi Simpatisan Gulen ke Turki Malaysia Deportasi Simpatisan Gulen ke Turki Pemerintah Malaysia dinilai tunduk pada tekanan...

Malaysia Deportasi Simpatisan Gulen ke Turki

Malaysia Deportasi Simpatisan Gulen ke Turki

Pemerintah Malaysia dinilai tunduk pada tekanan Turki setelah mendeportasi tiga pria yang diduga simpatisan gerakan Fethullan Gulen. Organisasi HAM mengkhawatirkan ketiga pria akan mengalami presekusi

Türkei Erdoganunterstützer in Istanbul gegen Fethullah Gülen (Getty Images/AFP/O. Kose)

Gambar Fethullah Gulen yang dibakar pendukung Presiden Recep Tayyip Erdogan

Pemerintah Malaysia mendeportasi tiga warga negara Turki yang diduga simpatisan Fethullah Gulen, tokoh agama Turki yang mengasingkan diri di Amerika Serikat dan dituding bertanggungjawab mendalangi kudeta terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Kepala Kepolisian Nasional, Khalid Abu Bakar, menulis, ketiga pr ia tersebut "telah dideportasi ke Ankara" pada Kamis (11/5) malam. Organisasi HAM mengritik Malaysia karena dianggap tunduk pada tekanan Turki.

Turgay Karaman dan Ishal Aslan ditangkap pekan lalu dengan menggunakan Undang-undang Keamanan Dalam Negeri yang memungkinkan polisi menahan warga selama 28 hari tanpa pengadilan. Dua hari berselang polisi juga menangkap akademisi Turki Ismet Ozcelik. "Investigasi kepolisian menunjukkan mereka terlibat dalam aktivitas Fethullah Terror Organisation dan menjadi buronan di Turki," kata Khalid dalam sebuah pernyataan.

  • Türkei Militärputsch 1960 Zeitungen

    Sejarah Kudeta Militer di Turki

    1960: Kudeta Demokrasi

    Kepala pemerintahan pertama di Turki yang dipilih langsung oleh rakyat tidak berusia lama. Kekuasaan Adnan Menderes dan Partai Demokrat diwarnai pelanggaran HAM dan up aya untuk mengembalikan Syariat Islam ke pemerintahan Turki. Militer kemudian melancarkan upaya kudeta pertama. Setahun berselang Menderes dihukum mati oleh junta militer.

  • Türkei Militärputsch 1971 neuer Premier Mihat Erim und Generäle

    Sejarah Kudeta Militer di Turki

    1971: Berakhir Lewat Memorandum

    Selang 11 tahun setelah kudeta terakhir, militer melayangkan memorandum yang menyebut pemerintah telah "menyeret negara dalam anarki dan kerusuhan sosial." Surat yang ditandatangani semua perwira tertinggi militer itu mengultimatum pemerintahan untuk segera membubarkan diri dan membentuk pemerintahan kesatuan.

  • Kenan Evren Türkei General Archiv 1960

    Sejarah Kudeta Milit er di Turki

    1980: Kudeta Mengakhiri Perang Proksi

    Muak dengan pertikaian antara kaum kanan dan komunis kiri, panglima militer Jendral Kenan Evren melancarkan kudeta buat menyingkirkan pemerintahan sipil. Turki pada dekade 80an ikut terseret dalam arus perang dingin yang ditandai dengan konflik berdarah di level akar rumput. Hingga akhir 70an negeri dua benua itu mengalami 10 pembunuhan per hari terhadap aktivis komunis atau sayap kanan

  • Ankara Militärputsch in der Türkei 1980

    Sejarah Kudeta Militer di Turki

    Darah Berbayar Duit

    Kudeta 1980 membuahkan pertumbuhan ekonomi buat Turki yang nyaris bangkrut. Namun kekuasaan Jendral Evren hingga 1989 banyak diwarnai oleh penculikan dan penyiksaan terhadap oposisi dan kelompok anti pemerintah. Tahun 2014 Evren akhirnya divonis penjara seumur hidup oleh sebuah pengadilan d i Ankara. Namun lantaran faktor usia, vonis tersebut cuma bersifat simbolis.

  • General Ismail Hakki Karadayi Hauptangeklagte Archiv 03.01.2013

    Sejarah Kudeta Militer di Turki

    1997: Intervensi Senyap

    Kembali militer bereaksi ketika pemerintahan Necmettin Erbakan dinilai menanggalkan prinsip sekulerisme Ataturk. Saat itu dewan jendral, termasuk Panglima Militer Jendral Ismail Hakki Karadayi, mengultimatum pemerintah untuk melaksanakan enam butir tuntutan yang membatasi gerak kelompok Islam. Kudeta itu berhasil menjatuhkan Erbakan. Tapi para jendral yang terlibat kemudian diadili tahun 2012

  • Türkei Bosphorus Brücke Panzer Kleidung und Helme von Soldaten

    Sejar ah Kudeta Militer di Turki

    2016: Kudeta Setengah Hati

    Pada Jumat malam, 15 Juli 2016, militer tiba-tiba mendeklarasikan kudeta dan mengklaim telah merebut pemerintahan dari tangan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Saat itu Erdogan sedang berlibur di luar negeri. Militer lalu bergerak merebut tempat-tempat strategis, termasuk kantor stasiun televisi CNN Turki di Istanbul

  • Türkei Nach dem Militärcoup Erdogan-Anhänger protestieren in Ankara

    Sejarah Kudeta Militer di Turki

    Balas Dendam Erdogan

    Lewat pesan ponsel Erdogan memerintahkan pendukungnya untuk turun ke jalan. Aparat kepolisian dan pasukan pemerintah dikerahkan buat menghalau kelompok makar. Hasilnya ratusan orang tewas dan ribuan lain luka-luka. Kudeta di Turki dinilai berlangsung tanpa perencanaan matang. Erdogan lalu memanfaatkanny a buat memberangus musuh politik yang sebagian besar simpatisan kelompok Gulen

    Penulis: rzn/yf (dari berbagai sumber)


Ia mengklaim dokumen perjalanan milik ketiga pria tersebut sudah dibekukan oleh Turki sehingga mereka dikategorikan sebagai imigran ilegal di Malaysia. Namun organisasi HAM mengkhawatirkan Kuala Lumpur lebih mengutamakan hubungan baik dengan Turki ketimbang melindungi Hak Azasi Manusia.

Kantor HAM PBB untuk Asia Tenggara pekan lalu sudah mendesak Malaysia untuk tidak mendeportasi ketiga pria tersebut.

Otoritas Turki bersikeras kudeta yang gagal tahun lalu didalangi oleh Fetuhllah Gulen dan organisasinya (FETO). Sejak itu Ankara menekan negara-negara lain agar memulangkan simpatisan FETO untuk diadili di Turki. Hampir semua negara Eropa Barat menolak desakan Ankara lantaran khawatir atas pelanggaran Hak Azasi Manusia.
Jerman bahkan membentuk komisi khusus yang bertugas melindungi warga Turki yang menjadi buronan pem erintah untuk alasan politik.

  • Türkei - Gemälde Sultan Selim III bei einer Audience

    Di Penghujung Kekhalifahan Terakhir Islam

    Enam Abad Utsmaniyah

    Selama lebih dari enam ratus tahun Kesultanan Utsmaniyah memerintah di Timur Tengah. Kekuasaan mereka membentang dari Budapest hingga ke Sanaa, dari Aljir hingga ke Baghdad. Sejarahwan sepakat, Utsmaniyah hingga kini adalah imperium Islam terkuat dalam sejarah.

  • Osmanisches Reich Gemälde

    Di Penghujung Kekhalifahan Terakhir Islam

    Akhir Pahit Kekhalifahan

    Sempat memuncak di abad 16 dan 17 pada era Kesultanan Sulaiman Agung, kekuasaan Utsmaniyah mulai goyah di akhir abad ke 19 lantaran perang di luar negeri dan gejolak di dalam negeri. Teruta ma perang melawan Kekaisaran Rusia di kawasan Balkan banyak menguras kekuatan Utsmaniyah.

  • Ausschnitt Gemälde Dinner at the Palace in Honour of an Ambassador von Jean Baptiste Vanmour

    Di Penghujung Kekhalifahan Terakhir Islam

    Imperium dalam Gejolak

    Pada awal 1900an, Utsmaniyah digoyang sejumlah peristiwa besar, yakni revolusi Gerakan Turki Muda yang menuntut modernisasi, perang melawan Italia di Libya, pertempuran besar dalam Perang Balkan melawan Serbia, Montenegro, Yunani dan Bulgaria, serta percobaan kudeta oleh kaum reformis.

  • Türkei - Gemälde Einmarsch der türkischen Truppen in Ä°zmir

    Di Penghujung Kekhalifahan Terakhir Islam

    Triumvirat Pasha

    Setelah kudeta imperium raksasa itu dikuasai tiga Pasha di awal abad ke20, yakni Menteri Dalam Negeri Mehmed Talaat Pasha, Menteri Kemaritiman Ahmed Djemal Pasha dan Menteri Perang Ismail Enver Pasha yang masih berusia muda. Lewat aksinya, ketiga Pasha kemudian menggariskan tanggal kematian imperium.

  • Erster Weltkrieg Türkei Mobilmachung Sultan Konstantinopel 1914

    Di Penghujung Kekhalifahan Terakhir Islam

    Ambisi Sang Menteri

    Enver yang ambisius mengidamkan perang sebagai ajang demonstrasi kekuatan Turki. Tanpa mengabarkan anggota kabinet lain, sang menteri memerintahkan dua kapal perang Jerman agar menyamar sebagai kapal Turki dan menyerang pangakalan militer Rusia di Odessa, Sevastopol, dan Theodosia. Hasilnya Enver menyeret Turki ke kancah Perang Dunia I.

  • < li> Infografik Treaty of Sèvres (1920) Englisch

    Di Penghujung Kekhalifahan Terakhir Islam

    Kehancuran Total

    Hasilnya adalah kehancuran total kekuatan militer Utsmaniyah. Satu per satu wilayah jajahannya direbut oleh Rusia, Inggris, Italia dan Perancis. Puncaknya adalah ketika imperium Eropa memaksa Turki menandatangani perjanjian Sèvres yang membagi-bagi wilayah Turki ke dalam negara kecil.

  • Türkei - Mehmed VI. beim Verlassen des Dolmabahçe-Palasts

    Di Penghujung Kekhalifahan Terakhir Islam

    Khalifah Terakhir

    Adalah Mehmet VI, khalifah ke-100 Islam dan sultan terakhir Utsmaniyah yang kemudian menuruti hampir semua tuntutan Eropa untuk bisa mempertahankan kekuasaannya. Corak peme rintahannya yang lemah membuat tuntutan untuk membubarkan kesultanan menguat. Terutama di tengah perang kemerdekaan Turki melawan Yunani.

  • Mustafa Kemal Atatürk

    Di Penghujung Kekhalifahan Terakhir Islam

    Modernisasi Atatürk

    Di hari penuh gejolak itu Mustafa Kemal Pasha, komandam militer Turki selama perang kemerdekaan, menjelma menjadi pahlawan rakyat. Praktis sejak kekalahan dalam PD II, Turki diperintah oleh kaum Kemalis. Kesultanan bahkan tidak berkutik ketika Kemal Pasha mulai melucuti kekuasaannya dan perlahan mengubah Turki menjadi negara sekuler modern.

    Penulis: rzn/yf (dari berbagai sumber)


rzn/ap (afp,dpa)

Laporan Pilihan

Sejarah Kudeta Militer di Turki

Sebanyak enam kudeta dilancarkan militer terhadap pemerintah sipil sepanjang sejarah Turki. H ampir semua bermotifkan politik. Militer menganggap diri sebagai pengawal sekularisme Atatürk dan tidak jengah mengintervensi. (18.07.2016)

Di Penghujung Kekhalifahan Terakhir Islam

Bersama runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah, dunia Islam kehilangan kekhalifahan terakhir di Bumi. Intrik, ambisi dan pengkhianatan mewarnai hari-hari terakhir kerajaan Islam terkuat dalam sejarah itu. (09.08.2016)

  • Tanggal 12.05.2017
  • Kata Kunci Turki, malaysia, Fethullah Gulen, Recep Tayyip Erdogan, Kudeta, Demokrasi, Hak Azasi Manusia
  • Bagi artikel Kirim Facebook Twitter google+ lainnya Whatsapp Tumblr Digg Technorati stumble reddit Newsvine
  • Feedback: Kirim Feedback
  • Cetak Cetak halaman ini
  • Permalink http://p.dw.com/p/2cq24
Sumber: DW

Tidak ada komentar

Latest Articles