Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Harga Telur Naik, Pemprov DKI Tetapkan Teruskan Subsidi ... - BeritaSatu

Harga Telur Naik, Pemprov DKI Tetapkan Teruskan Subsidi ... - BeritaSatu ...

Harga Telur Naik, Pemprov DKI Tetapkan Teruskan Subsidi ... - BeritaSatu

Ilustrasi telur ayam Harga Telur Naik, Pemprov DKI Tetapkan Teruskan Subsidi

Ilustrasi telur ayam (Antara/Jimmy Ayal)

Jakarta - Meski harga telur di pasaran selama bulan Ramadan ini mengalami kenaikan, yakni mencapai Rp 22.000 per kilogram (kg), Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tidak akan memberhentikan subsidi terhadap telur ayam bagi penghuni rusun, pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP), petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dan Pekerja Harian Lepas (PHL).

Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPKP) DKI, Darjamuni, mengatakan, awalnya subsidi terhadap telur ayam akan dihentikan, karena terjadi kenaikan harga telur ayam di pasaran.

Namun, setelah dibahas dalam rapat internal antara DKPKP DKI, Biro Perekonomian dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI yang bergerak dibidang pangan sembako, subsidi untuk telur ayam tetap diteruskan.

"Kita sudah rapatkan. Dan hasilnya enggak ada penyetopan. Subsidi jalan terus," kata Darjamuni, Selasa (6/6).

Menurutnya, jika program tersebut dihentikan, maka masyarakat berpenghasilan rendah yang tinggal di rusun, penerima KJP, PPSU dan PHL dikhawatirkan tidak da pat membeli telur ayam yang harganya sudah cukup tinggi di pasar-pasar.

Namun, Pemprov DKI tidak bisa juga menambah angka subsidi untuk telur ayam sebesar Rp 10.000 per kg. Angka itu sudah tetap masuk ke dalam APBD DKI 2017.

"Karena subsidi enggak mungkin ditambah. Kita juga tidak mungkin membuat BUMD rugi. Jadi tim memutuskan, telur tetap dijual seperti biasa dengan subsidi yang tetap. Tidak kita tambah subsidinya," ujarnya.

Bila ingin melakukan perubahan, maka perlu melaporkan kepada DPRD dan harus melewati pembahasan anggaran yang cukup memakan waktu. "Perubahan subsidi kan harus melalui persetujuan DPRD DKI," paparnya.

Direktur Utama PT Tjipinang Food Station, Arief Prasetyo, membenarkan hal tersebut. Subsidi untuk telur ayam tetap diteruskan meski tidak mengalami penambahan subsidi.

"Karena subsidi yang diberikan Pemprov DKI tidak bisa diubah. Karena sudah dianggarkan dalam APBD DKI 2017," kata Arief.

Untuk menyiasati agar harga yang harus dibayarkan warga tidak terlalu mahal, pihaknya akn mencari pemasok telur ayam yang memiliki harga paling rendah.

"Misalnya subsidi Rp 10.000 per kg, ya kita siasati dengan mencari sumber-sumber lain yang angka jualnya terbaik atau lebih murah. Kami kan punya vendor-vendor di Tangerang, Blitar dan sekitar Jakarta. Kita akan cari yang terbaik angkanya," ujarnya.


Lenny Tristia Tambun/FER

BeritaSatu.com

Reponsive Ads