Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Krisis Qatar Sudutkan Negara Muslim Non-Arab

Krisis Qatar Sudutkan Negara Muslim Non-Arab Krisis Qatar Sudutkan Negara Muslim Non-Arab Perseteruan diplomasi di Teluk menempatkan nega...

Krisis Qatar Sudutkan Negara Muslim Non-Arab

Krisis Qatar Sudutkan Negara Muslim Non-Arab

Perseteruan diplomasi di Teluk menempatkan negara-negara muslim non-Arab dalam posisi pelik. Malaysia dan Pakistan terancam harus memihak. Sementara Indonesia berusaha bersikap netral antara Arab Saudi dan Iran.

Katar - Doha Skyline im Sandsturm (picture-alliance/Photoshot/Nikku)

Negara-negara muslim non Arab ikut terjebak dalam perseteruan di Teluk Persia antara Arab Saudi dan Qatar. Malaysia dan Pakistan menghadapi dilema terbesar menyusul kedekatan kedua negara dengan Riyadh dan Doha.

Februari silam Malaysia menerima kedatangan Raja Salman yang menandai kunjungan kerajaan Saudi pertama sejak lebih dari satu dasawarsa. Sebulan berselang Kuala Lumpur menandatangani kerjasama pertahanan dengan Qat ar.

Seorang sumber di pemerintah Malaysia mengatakan, upaya Kuala Lumpur memperkuat hubungan dengan Qatar, termasuk kunjungan menteri luar negeri bulan lalu, akan menjadi bumerang. "Kami mengambil risiko terlalu besar dengan mendukung Qatar," ujarnya kepada kantor berita Reuters.

Perseteruan diplomatik antara Qatar dengan lima negara Arab diyakini merupakan manuver tidak langsung untuk mengisolasi Iran dan menempatkan negara muslim non Arab "dalam posisi yang tidak nyaman," kata James Dorsey, pengamat senior di S. Rajaratnam School of International Studies, Singapura.

  • Katar Emir Scheich Tamim bin Hamad Al-Thani (picture-alliance/AP Photo/O. Faisal)

    Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?

    Berawal dari Pidato Sang Emir

    Perselisihan Qatar dengan negara-negara Teluk telah berlangsung sejak dua dekade silam. Namun pidato Emir Tamim bin Hamad al-Thani pada Mei 2017 yang secara terang-terangan menyatakan dukungan terhadap Iran, Hamas dan Ikhwanul Muslimin menutup pintu rekonsiliasi antara lima negara minyak di Teluk Persia.

  • Katar Doha Beamte Verteidigungsministerium (Getty Images/J. Ernst)

    Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?

    Kebohongan Lewat Media

    Seakan belum cukup, kantor berita pemerintah Qatar, QNA, lalu menerbitkan berita yang menyebut Doha menarik duta besar dari Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab setelah menemukan adanya "konspirasi" melawan Qatar. Meski dibantah pemerintah di Doha, laporan tersebut kadung memicu ketegangan politik di Teluk.

  • Riad Treffen Donald Trump Tamim Bin Hamad Al-Thani Emir Katar (Getty Images/AFP/M. Ngan)

    Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?

    Eskalasi di Arab Saudi

    Terutama kritik Tamin al-Thani terhadap sentimen anti Iran di Timur Tengah dianggap lancang. Setelah kunjungan Donald Trump ke Riyadh, Arab Saudi berusaha menekan negara-negara Timur Tengah yang masih menjalin hubungan baik dengan Iran. Trump sempat bertemu dengan Hamad al Thani di sela-sela kunjungannya di Riyadh. Tapi tidak jelas apakah keduanya membahas Iran dan terorisme

  • Libyen Miliz (picture-alliance/AP Photo/M.Brabu)

    Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?

    Dukungan Samar Terorisme?

    Perpecahan di Teluk tidak terlepas dari kebijakan luar negeri Qatar. Sejak lama negeri kecil itu bersitegang dengan AS meski bekerjasama erat di bidang militer. Washington terutama mengritik lemahnya Undang-undang anti pendanaan terorisme dan luasnya dukungan di Qatar terhadap kelompok jihadis Islam di kawasan.

  • Qassam-Brigaden Parade in Gaza-Stadt (picture-alliance/dpa/M. Saber)

    Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?

    Kisruh di Palestina

    Qatar sejak lama juga menjalin hubungan erat dengan Hamas. Deklarasi Hamas pada Mei 2017 yang mengubah haluan perjuangan menjadi lebih moderat juga diyakini dibuat atas desakan Doha yang ingin menjauhkan citra negara penyokong terorisme. Pada dasarnya negara Teluk lebih suka menjalin hubungan dengan Fatah di Tepi Barat Yordan ketimbang Hamas yang bertautan dengan Ikhwanul Muslimin.

  • Em   ir von Katar (picture-alliance/dpa)

    Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?

    Antara Kudeta dan Kudeta

    Keretakan antara Qatar dan negara-negara Arab dimulai pada kudeta damai Sheikh Hamad bin Khalifa terhadap ayahnya pada Juni 1995. Sang ayah, Emir Khalifa bin Hamad, adalah penguasa kesayangan Arab Saudi dan Mesir. Namun puteranya Hamad lebih memilih jalur independen dalam meracik politik luar negeri. Tahun 1996 sebuah kudeta yang diduga didalangi Mesir dan Arab Saudi gagal menjatuhkan Sykeih Hamad

  • Bildergalerie Iran Mahmud Ahmadinedschad (Ilna)

    Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?

    Independensi Politik

    Sejak itu kebijakan luar negeri Qatar sering bersebrangan dengan Arab Saudi. Doha antara lain menjalin hubungan erat dengan Israel dan Iran (pada gambar tampak Sykeih Hamad bin Khalifa bersama bekas Presiden Iran, Mah mud Ahmadinejad). Hal tersebut dianggap duri dalam daging oleh Riyadh. Namun dukungan Qatar terhadap gerakan Islam garis keras di Timur Tengah mulai terlihat selama Musim Semi Arab.

  • World Press Photo 2013 Fabio Bucciarelli (Fabio Bucciarelli, AFP)

    Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?

    Hujan Duit buat Konflik

    Doha tidak hanya menyokong Dewan Transisi Nasional di Libya, tetapi juga mendanai kelompok pemberontak Suriah dengan dana sebesar tiga milyar Dollar AS pada dua tahun pertama perang saudara. Financial Times juga melaporkan Doha menawarkan paket evakuasi senilai 50.000 Dollar AS untuk keluarga para gerilayawan.

  • Beerdigung von König Abdullah (picture-alliance/AP Photo)

    Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?

    Gagalnya Manuver Riyadh

    Negara-negara Teluk pernah berupaya menghentikan kebijakan Doha pada 2014. Namun saat itu pemerintah Qatar mengklaim dukungan terhadap kelompok bersenjata di Timur Tengah berasal dari masyarakat, bukan pemerintah. Antara tahun 2002 hingga 2008 Arab Saudi bahkan menarik duta besarnya untuk memaksa Doha mengubah haluan. Namun manuver tersebut gagal menggerakkan Qatar.

  • Saudi-Arabien F-15 Kampfflugzeuge (Getty Images/AFP/F. Nureldine)

    Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?

    Arus Balik di Doha?

    Pengamat yakin Qatar yang lemah harus memutar haluan politik luar negerinya agar selaras dengan keinginan AS dan Arab Saudi. Washington antara lain bisa memaksa Doha untuk mencekal petinggi Hamas dan menghentikan aliran dana buat kelompok bersenjata di Suriah dan Libya. Sebaliknya hal ini akan mengakhiri independensi politik luar negeri Qatar untuk waktu lama. (Sumber: Reuters, AP, BBC, Aljazeera)

    Penulis: Rizki Nugraha


"Saudi melihat Iran sebagai sumber ancaman teror, lebih besar ketimbang Islamic State. Dan banyak negara muslim non Arab yang mungkin tidak sepakat dengan hal tersebut," tuturnya.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi Selasa (6/6) mendapat telepon dari Menlu Iran Mohammad Javad Zarif untuk membahas krisis di Teluk, klaim Jurubicara Kemenlu Armanatha Nasir. Jakarta lalu menyerukan rekonsiliasi dan dialog untuk meredakan ketegangan.

Sementara Pakistan yang memiliki hubungan erat dengan Riyadh juga tidak ingin memancing amarah Iran atau Qatar. Islamabad tahun lalu menandatangani perjanjian dagang dengan Doha untuk mengimpor 3,75 juta ton gas alam cair. Sebab itu Islamabad memilih sikap diam dalam menyikapi krisis di Teluk. "Pakistan harus sangat berhati-hati . Menurut pendapat saya, hanya ada satu opsi buat Pakistan, yakni bersikap netral," kata pensiunan perwira tinggi angkatan darat, Jendral Shaukat Qadir.

  • Islam Hadsch Zeremonie Saudi-Arabien Mekka

    Buah Haram Wahabisme

    Wahabisme Telurkan Radikalisme?

    Sejak 2013 silam parlemen Eropa mewanti-wanti terhadap paham Wahabisme. Bahkan Dewan Fatwa Malaysia menilai faham tersebut kerap melahirkan pandangan radikal dan bisa berujung pada tindak terorisme. Pasalnya Wahabisme menganut prinsip pemurnian Islam. Bentuknya yang cenderung eksklusif dan intoleran terhadap ajaran lain membuat penganut Wahabisme rentan terhadap radikalisasi.

  • Symbolbild - Flagge ISIS

    Buah Haram Wahabisme

    Sumber Ideologi

    Kebanyakan k elompok teror dari Nigeria, Suriah, Irak hingga ke Pakistan mengklaim Wahabisme atau Salafisme sebagai ideologi dasar. Al-Qaida, Islamic State, Taliban, Lashkar-e-Toiba, Front al Nusra dan Boko Haram adalah kelompok terbesar yang jantung ideologinya merujuk pada paham Islam puritan itu.

  • Banknoten aus Saudi Arabien Geld Gelscheine

    Buah Haram Wahabisme

    Propaganda dari Riyadh

    Hingga kini pemerintah Arab Saudi sudah mengucurkan dana hingga 100 milyar Dollar AS untuk mempromosikan paham Wahabisme ke seluruh dunia. Sebagai perbandingan, Uni Sovyet cuma menghabiskan dana propaganda Komunisme sebesar 7 milyar Dollar AS selama 70 tahun sejak dekade 1920an. Pakar keamanan mencurigai, sebagian dana dakwah itu disalahgunakan untuk membiayai terorisme.

  • Muslime beten am Berg Arafat 03.10.2014

    Buah Haram Wahabisme

    Dana Gelap di Musim Haji

    Pada nota rahasia senat AS dari tahun 2009 yang bocor ke publik, calon presiden AS Hillary Clinton menyebut hartawan Arab Saudi sebagai "donor terbesar" kelompok terorisme di seluruh dunia. Biasanya teroris memanfaatkan musim haji untuk masuk ke Arab Saudi tanpa mengundang kecurigaan aparat keamanan.

  • Symbolbild Taliban

    Buah Haram Wahabisme

    Bisnis Perang

    Penyandang dana teror terbesar di Arab Saudi tidak lain adalah hartawan berkocek tebal. Dengan mengandalkan uang minyak, mereka secara langsung atau tidak langsung menyokong konflik bersenjata di Pakistan atau Afghanistan. Hal tersebut terungkap dalam dokumen rahasia Kementerian Pertahanan AS yang bocor di Wikileaks.

  • Indien Terroranschlag Mumbai 26.11.2008 26/11 Taj Mahal Hotel

    Buah Haram Wahabisme

    Sumbangan buat Laskar Tuhan

    Kelompok teroris tidak jarang menggunakan perusahaan atau yayasan untuk mengumpulkan dana perang. Lashkar-e-Toiba di Pakistan misalnya menggunakan lembaga kemanusiaan Jamaat-ud Dakwa, untuk meminta sumbangan. Kedoknya adalah dakwah Islam. Salah satu sumber dana terbesar biasanya adalah Arab Saudi.

  • Katar Symbolbild Vergewaltigung - Frau vor Skyline von Doha

    Buah Haram Wahabisme

    Senjata dari Emir

    Arab Saudi bukan satu-satunya negara Islam yang menyokong terorisme. Menurut catatan Pentagon yang dipublikasikan majalah The Atlantic, Qatar membantu Jabhat al-Nusra dengan per lengkapan militer dan dana. Kelompok teror tersebut sempat beroperasi sebagai perpanjangan tangan Al-Qaida di Suriah. Jerman juga pernah melayangkan tudingan serupa terhadap pemerintah Qatar ihwal dana untuk Islamic State

  • Al-Nusra Front Kämpfer an der Front bei Aleppo 25.11.2014

    Buah Haram Wahabisme

    Dinar untuk al Nusra

    Tahun 2014 silam Washington Post memublikasikan laporan yang mengungkap keterlibatan Kuwait dalam pembiayaan kelompok teror di Suriah, seperti Jabhat al Nusra. Laporan yang berlandaskan kesaksikan perwira militer dan intelijen AS itu menyebut dana sumbangan raksasa senilai ratusan juta Dollar AS.

  • AP Iconic Images USA    New York Anschläge auf das World Trade Center 2001 Flugzeug fliegt ins Gebäude

    Buah Haram Wahabisme

    Dukungan "tak langsung"

    Harus ditekankan tidak ada bukti keterlibatan kerajaan al-Saud dalam berbagai aksi teror di seluruh dunia. Namun pada serangan teror 11 September 2001 di New York, AS, komite bentukan senat menemukan bahwa pelaku memiliki hubungan "tidak langsung" dengan kerajaan dan "mendapat dukungan dari kaum kaya Saudi dan pejabat tinggi di pemerintahan."

  • Saudi-Arabien König Salman GCC Gipfel

    Buah Haram Wahabisme

    Pencegahan Setengah Hati

    Sejauh ini pemerintah Arab Saudi terkesan setengah hati membatasi transaksi keuangan gelap untuk pendanaan terorisme dari warga negaranya. Dalam dokumen rahasia Kementerian Pertahanan AS yang bocor ke publik, Riyadh misalnya aktif me lumat sumber dana Al-Qaida, tapi banyak membiarkan transaksi keuangan untuk kelompok teror lain seperti Taliban atau Lashkar-e-Toiba.

  • Adel al-Dschubeir Außenminister Saudi Arabien

    Buah Haram Wahabisme

    Bantahan Riyadh

    Namun Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, membantah hubungan antara ideologi Wahabi dengan terorisme. "Anggapan bahwa Saudi membiayai ekstremisme atau Ideologi kami menyokong ekstremisme adalah omong kosong. Kami aktif memburu pelaku, uang dan dalang di balik tindak terorisme," tukasnya.

    Penulis: Rizki Nugraha/yf


rzn/yf (rtr,ap)

Laporan Pilihan

Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?

Perpecahan antara Qatar dan negara Teluk memuncak pada isu Iran. Tapi perselisihan telah lahir sejak beberapa dekade sebel umnya, menyusul sikap Mesir dan Arab Saudi yang ingin mendominasi haluan politik di Timur Tengah. (05.06.2017)

Dana Investasi Negara Terbesar di Dunia

Negara dengan devisa berlimpah biasa menyisakan asetnya untuk dipakai berbisnis. Saat ini total aset yang dikelola dana investasi pemerintah di seluruh dunia mencapai 7,1 trilyun Dollar AS. Dimana posisi Indonesia? (27.12.2016)

Buah Haram Wahabisme

Sejak lama dunia mengkhawatirkan paham Wahabisme sebagai wadah terorisme global. Ajaran puritan itu diyakini tidak cuma menjadi rumah ideologi, tapi penganutnya juga ikut membiayai tindak terorisme di Timur Tengah. (25.08.2016)

  • Tanggal 07.06.2017
  • Tema Indonesia
  • Kata Kunci Qatar, Arab Saudi, Teluk Persia, Iran, Mesir, Malaysia, Indonesia, OKI, Islam , Amerika Serikat
  • Bagi artikel Kirim Facebook Twitter google+ lainnya Whatsapp Tumblr Digg Technorati stumble reddit Newsvine
  • Feedback: Kirim Feedback
  • Cetak Cetak halaman ini
  • Permalink http://p.dw.com/p/2eDys
Sumber: DW

Reponsive Ads