Page Nav

HIDE

Pages

Breaking News:

latest

Ads Place

Golkar Klaim Ada 6 Fraksi Dukung 'Presidential Threshold' 20-25 Persen - KOMPAS.com

Golkar Klaim Ada 6 Fraksi Dukung 'Presidential Threshold' 20-25 Persen - KOMPAS.com KOMPAS.com/DANI PRABOWO Ilustrasi rapat paripurn...

Golkar Klaim Ada 6 Fraksi Dukung 'Presidential Threshold' 20-25 Persen - KOMPAS.com

Ilustrasi rapat paripurna DPRKOMPAS.com/DANI PRABOWO Ilustrasi rapat paripurna DPR

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR Robert Kardinal mengklaim hingga saat ini, sudah ada enam fraksi yang akan memilih paket A dalam pengambilan keputusan revisi UU Pemilu.

Paket A didalamnya terdapat opsi syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen kursi atau 25 persen suara nasional.

Hal itu disampaikan Robert sebelum memasuki ruang Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/7/2017).

"Kemarin ketua fraksinya bilang (pilih paket A)," kata Robert.

(baca: Ini Mekanisme Pengambilan Keputusan RUU Pemilu)

Ia mengaku, semalam bertemu dengan seluruh pimpinan fraksi pendukung pemerintah, termasuk Fraksi PKB, membahas persiapan rapat Paripurna pengambilan keputusan RUU Pemilu.

Namun, kata dia, pembahasan tersebut tidak dihadiri oleh PAN yang juga masih masuk ke dalam gerbong koalisi.

"Kemarin kami sudah rapat dengan enam fraksi sama PKB, sementara minus PAN, mungkin kemarin masih berhalangan," lanjut Robert.

(baca: RUU Pemilu, Demokrat Galang Koalisi dengan Empat Partai)

Ia juga mengatakan, jika nantinya terjadi voting, maka akan dilakukan secara terbuka. Berdasarkan aturan, pengambilan keputusan suatu kebijakan dilakukan secara terbuka, sedangkan memilih orang dilakukan secara tertutup.

Robert meyakini meski saat itu Ketua Umum Golkar Setya Novanto berstatus tersangka, partainya beserta koalisi pemerintah tetap soli d dalam mendukung usulan pemerintah yang menginginkan presidential threshold 20 persen kursi atau 25 persen suara nasional.

"Kami bicara menang, masa bicara kalah, kenapa mesti kalah?" tutur Robert.

(baca: Jika RUU Pemilu Diputuskan melalui Voting, PKS Ingin Dilakukan Tertutup)

Sebelumnya, pemerintah bersikeras agar ambang batas pencalonan presiden tidak diubah, yakni tetap sebesar 20 persen kursi atau 25 persen suara.

Alasannya, demi memperkuat sistem presidensial.

PDI-P, Golkar, Hanura, dan Nasdem berada pada kelompok yang mendukung paket A, yakni dengan ambang batas perlemen 4 persen, ambang batas pencalonan presiden 20 persen kursi atau 25 persen suara, sistem pemilu terbuka, sebaran kursi perdaerah pemilihan 3-10, dan metode konversi suara sainte lague murni.

Sementara itu, PPP tidak secara langsung menyebut paket A yang akan dipilih. Namun, dari pemaparannya, mereka mengarah pada opsi A.

PKB memilih ambang bat as pencalonan presiden 20 persen kursi atau 25 persen suara, sistem pemilu terbuka, sebaran kursi perdaerah pemilihan 3-8, dan metode konversi suara sainte lague murni.

Dengan demikian, ada enam partai koalisi pendukung pemerintah yang memiliki kesamaan pandangan dengan pemerintah terkait isu presidential threshold, yakni PDI-P, PKB, PPP, Golkar, Nasdem, dan Hanura.

Sedangkan PAN selaku partai koalisi pemerintah berbeda pendapat dengan pemerintah karena memilih presidential threshold 0 persen.

Kompas TV Menerka Ketok Palu RUU Pemilu (Bag 2) Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
  • Revisi UU Pemilu

Berita Terkait

Jika RUU Pemilu Diputuskan melalui Voting, PKS Ingin Dilakukan Tertutup

PAN Berharap Tak Ada Voting Saat Paripurna soal RUU Pemilu

S oal RUU Pemilu, PDI-P Berharap PAN dan PKB Satu Suara dengan Pemerintah

Antisipasi Voting RUU Pemilu, Sejumlah Fraksi Larang Anggota Bepergian

Golkar Wajibkan Anggotanya Hadiri Paripurna Saat Putuskan RUU Pemilu

Terkini Lainnya

Polisi Tembak Penjambret yang Resahkan Masyarakat Pangkalan Bun

Polisi Tembak Penjambret yang Resahkan Masyarakat Pangkalan Bun

Regional 20/07/2017, 11:50 WIB

Jalan Alternatif yang Bisa Dilalui Selama Rekayasa Lalin di Matraman

Megapolitan 20/07/2017, 11:49 WIB SD Negeri Ini Tak Punya Siswa Baru Selama 2 Tahun

SD Negeri Ini Tak Punya Siswa Baru Selama 2 Tahun

Regional 20/07/2017, 11:48 WIB Mensesneg: Heru Budi Ranking Tertinggi

Mensesneg: Heru Budi Ranking Tertinggi

Nasional 20/07/2017, 11:44 WIB Viral,    Foto Belasan Ikan Hiu Mati Diangkut Mobil Pikap di Cilacap

Viral, Foto Belasan Ikan Hiu Mati Diangkut Mobil Pikap di Cilacap

Regional 20/07/2017, 11:41 WIB Pertemuan Terdakwa dengan Novanto Jadi Pertimbangan Putusan Hakim

Pertemuan Terdakwa dengan Novanto Jadi Pertimbangan Putusan Hakim

Nasional 20/07/2017, 11:37 WIB Menurut Pratikno, Belum Ada Pembahasan Kepala UKP-PIP Jadi Setingkat Menteri

Menurut Pratikno, Belum Ada Pembahasan Kepala UKP-PIP Jadi Setingkat Menteri

Nasional 20/07/2017, 11:32 WIB Gempa Bermagnitudo 5,1 Guncang Gunungkidul Yogyakarta

Gempa Bermagnitudo 5,1 Guncang Gunungkidul Yogyakarta

Regional 20/07/2017, 11:31 WIB KKN Kebangsaan di Gorontalo Diikuti Mahasiswa dari Jepang dan Malaysia

KKN Kebangsaan di Gorontalo Diikuti Mahasiswa dari Jepang dan Malaysia

Regional 20/07/2017, 11:29 WIB Djarot: Selain HTI, Masih Ada Ormas Lain yang Anti-Pancasila

Djarot: Selain HTI, Masih Ada Ormas Lain yang Anti-Pancasila

Megapolitan 20/07/2017, 11:25 WIB Bertolak ke Malang, Jokowi Bertemu Wali Kota Seluruh Indonesia

Bertolak ke Malang, Jokowi Bertemu Wali Kota Seluruh Indonesia

Nasional 20/07/2017, 11:23 WIB Kapal Rumah Sakit Apung Dr Lie Dihantam Badai di Perairan Ternate

Kapal Rumah Sakit Apung Dr Lie Dihantam Badai di Perairan Ternate

Regional 20/07/2017, 11:17 WIB KPK Periksa Andi Narogong sebagai Saksi Kasus Setya Novanto

KPK Periksa Andi Narogong sebagai Saksi Kasus Setya Novanto

Nasional 20/07/2017, 11:16 WIB Polda Jateng Bongkar Sindikat Narkotika di Semarang

Polda Jateng Bongkar Sindikat Narkotika di Semarang

Regional 20/07/2017, 11:13 WIB Golkar Klaim Ada 6 Fraksi Dukung 'Presidential Threshold' 20-25 Persen

Golkar Klaim Ada 6 Fraksi Dukung 'Presidential Threshold' 20-25 Persen

Nasional 20/07/2017, 11:10 WIB Load MoreSumber: Google News

Tidak ada komentar

Latest Articles