Page Nav

HIDE

Pages

Breaking News:

latest

Ads Place

Jasad 7 Tokoh Ini Digali Kembali Setelah Meninggal, Ini Alasannya ... - KOMPAS.com

Jasad 7 Tokoh Ini Digali Kembali Setelah Meninggal, Ini Alasannya ... - KOMPAS.com Wikimedia Commons Salvador Dali (kiri) dan Evita Peron (k...

Jasad 7 Tokoh Ini Digali Kembali Setelah Meninggal, Ini Alasannya ... - KOMPAS.com

Salvador Dali (kiri) dan Evita Peron (kanan)Wikimedia Commons Salvador Dali (kiri) dan Evita Peron (kanan)

KOMPAS.com -- Pelukis Surealis, Salvador Dalí mungkin hanyalah sebagian kecil dari beberapa kasus tersebut. Mayatnya baru-baru ini telah digali untuk diuji garis keturunannya, memasukannya ke dalam daftar mengejutkan orang-orang terkenal yang digali atas nama sains.

Dari beberapa tokoh terkemuka ini, beberapa dari mereka dianggap telah dibunuh atau bunuh diri. Sisanya, meninggalkan ahli waris yang belum terbukti. Terkadang pula, pihak berwenang hanya ingin memastikan mereka benar-benar m eninggal atau tidak.

Kini, teknologi semakin maju dan pengujian DNA dapat dilakukan. Uji DNA pun dilakukan dalam kasus Daly, wanita Spanyol yang mengaku sebagai putri Salvador Dalí, sesuai perintah hakim pada akhir Juni lalu.

Daly Foundation berencana untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut. Namun, jika penggalangan dana untuk melakukan uji DNA tetap dilakukan, masih ada cukup banyak DNA yang akan didapat, selama dikumpulkan dari tempat yang tepat.

(Baca juga: Dari Evolusi Sampai Saus, Inilah Isi Buku Harian 5 Orang Penting)

Dalí meninggal pada tahun 1989, sedangkan DNA akan menurun segera setelah kematian. Oleh karena itu, para imuwan mencari kantong yang akan ditempatkan di rambut, gigi geraham, dan tulang petrosa di dekat telinga bagian dalam. Penguji forensik akan melihat beberapa tempat tersebut sebagai bukti pendukung atau pembantah klaim Daly sebagai keturunan Dalí.

Berikut adalah beberapa kasus penggalian para tokoh terkenal ya ng lebih menggemparkan dan menarik, bersamaan dengan hikmah yang dapat diambil dari pengujian ilmiah tersebut.

Salah makam

Bahkan jenazah orang terkenal bisa salah tempat. Astronom Nicolaus Copernicus meninggal pada tahun 1542, sesaat setelah menyelesaikan buku catatannya mengenai matahari sebagai pusat alam semesta. Dia dimakamkan di Katedral Frombork, Polandia. Meskipun ia terkenal saat itu, makamnya tidak ditandai dengan jelas.

Selama dua abad, para arkeolog tidak berhasil menemukan mayatnya. Akhirnya, pada tahun 2005, pemindaian di bawah katedral berhasil dilakukan. Mereka menemukan sisa-sisa manusia yang tampak seperti Copernicus. Laboratorium Forensik Pusat Polisi Polandia pun menggunakan tengkoraknya untuk merekonstruksi wajah yang sangat mirip dengan sang astronom.

Para ilmuwan juga menemukan DNA dari jenazah. Namun, pada saat itu, tidak ada keturunan Copernicus yang dapat ditemukan untuk mengonfirmasi identitas DNA tersebut.

Penyelidikan pun membuahkan hasil. Akhirnya, seorang pustakawan menemukan beberapa rambut di dalam buku kalender yang dimiliki oleh astronom tersebut. Uji genetik mengkonfirmasi adanya kecocokan DNA dengan jasadnya, dan Copernicus dikubur kembali dengan batu nisan baru yang ditandai dengan jelas.

Hidup atau mati

Pihak yang berwenang telah menggali beberapa tokoh sejarah yang terkenal untuk memastikan mereka benar-benar mati atau memalsukan kematiannya untuk menghindari hukum.

Menurut catatan sejarah, John Wilkes Boothâ€"pembunuh Abraham Lincolnâ€"terpojokkan di sebuah gudang dan mati ditembak pada tahun 1865. Selama empat tahun berikutnya, jasadnya digali dan diperiksa dua kali. Kedua kalinya, identitasnya pun terkonfirmasi.

Namun, hal yang menggemparkan terjadi pada tahun 1907. Seorang pengacara bernama Finis Bates mengatakan bahwa Booth masih hidup dan bukanlah orang yang tertembak.

Ia memiliki identitas “John St. Helens” dan mengakui identitas aslinya kepada Bates sebelum melakukan bunuh diri pada tahun 1903. Mayat Booth kemudian dimumikan dan dimasukkan ke dalam tur nasional sebagai “orang yang menembak Lincoln”.

Untuk memperjelas permasalahan ini, para kerabat Booth mendapat izin untuk menggali kembali saudara laki-laki Booth, Edwin. Mereka berharap untuk dapat membandingkan DNA keduanya dengan yang ada di tulang belakang yang dikumpulkan selama autopsi 1865 dan disimpan di Museum Nasional Kesehatan dan Kedokteran di Maryland.

Namun, museum tersebut menolak menyerahkan tulang-tulang Booth yang akan rusak akibat uji DNA. Pengadilan juga menolak semua usaha untuk menggali lagi jasad Booth.

Presiden yang diracun

Setelah presiden Amerika Serikat ke-12, Zachary Taylor, meninggal secara tiba-tiba, berbagai spekulasi pun bermunculan. Beberapa dokter menganggap Taylor terkena kolera, ada pula yang menduga ia terkena sengatan panas.

Namun, sejarawan C lara Rising berkata lain. Ia mengatakan bahwa Taylor adalah presiden pertama yang dibunuh dengan racun arsenik, karena penentangannya terhadap perbudakan kala itu telah meluas ke arah barat.

Rising mendapat pesanan untuk menggali jasad Taylor pada tahun 1991. Laboratorium Nasional Oak Ridge melakukan uji aktivasi neutron untuk mendeteksi arsenik. Menurut para ilmuwan, meskipun beberapa indikasi arsenik ditemukan, unsur tersebut sama sekali tidak mematikan.

Tim medis Kentucky menganalisis sisa-sisa jasad Taylor dan mengungkapkan bahwa kemungkinan besar ia meninggal karena gastroenteritis, infeksi yang sering disebabkan oleh bakteri atau virus dalam makanan atau minuman yang terkontaminasi. Catatan sejarah menunjukkan, presiden telah menikmati ceri segar dan susu dingin sebelum kematiannya.

Pembatalan penetapan pembunuh

Pada tahun 1950, tidak ada kasus pembunuhan yang lebih mencengangkan daripada kasus Sam Sheppard. Sheppard adalah dokter t erhormat yang telah membunuh istrinya.

Sheppard menjalani hukuman 10 tahun penjara. Kala itu, ia mengatakan bahwa ia berusaha melawan “penyusup berambut lebat” pada malam pembunuhan itu. Kasus ini pun mengilhami sebuah acara televisi dan film berjudul “The Fugitive”.

Persidangan tersebut menjadi perbincangan hangat di berbagai media. Akhirnya, Mahkamah Agung Amerika Serikat memerintahkan sebuah tuntutan ulang, dan Sheppard pun dibebaskan. Pada saat itu, tes DNA tidak tersedia untuk mengidentifikasi tersangka dari sampel darah di tempat kejadian.

Sheppard meninggal pada tahun 1970. Tujuh tahun kemudian, anaknya meminta penggalian kembali jasad Sheppard untuk memecahkan kebenaran. Akhirnya, terungkap bahwa DNA Sheppard tidak sesuai dengan darah dari tempat kejadian.

Tersangka justru terarah pada Richard Eberling, mantan pembersih jendela yang kemudian dihukum karena membunuh seorang wanita tua yang tidak berhubungan dengan kasus tersebut. Eberling t idak berbulu lebat, tetapi diketahui memakai rambut palsu.

Kasus ini sangat penting dalam peningkatan penggunaan sampel DNA yang tersimpan untuk memecahkan pembunuhan yang telah lama terjadi.

Misteri Evita

Beberapa orang terkenal menjadi lebih terkenal setelah meninggal. Hal ini terjadi pada Eva Peron atau Evita Peron, wanita pertama Argentina yang ikonik, yang meninggal karena kanker pada tahun 1952 di usia 33 tahun.

Jasad Peron yang sudah dibalsem dengan rapi itu dirontgen, kemudian disembunyikan dan dipindahkan selama 20 tahun sebagai bagian dari pertempuran politik yang kontroversial. Setelah bertahun-tahun di Italia, tubuhnya digali dan dibawa kembali ke Argentina. Jasad tersebut akhirnya terbaring di bawah tiga lempeng baja di Buenos Aires.

Penguburan itu masih menimbulkan pertanyaan mengenai Evita. Pada tahun 2012, seorang ahli bedah saraf dan ahli lainnya menerbitkan sebuah laporan. Laporan tersebut berdasarkan pada foto-fo to rontgen tua yang menunjukkan bahwa Peron mungkin telah dilobotomi sebelum kematiannya.

Lobotomi, yang memotong koneksi ke korteks prefrontal otak, terkadang dilakukan untuk mengobati gangguan jiwa atau mengatasi penderitaan ekstrim bagi orang yang sekarat. Satu-satunya cara untuk mengetahui dengan pasti apakah Peron dilobotomi adalah dengan membujuknya. Sayangnya, hal itu tidak akan pernah bisa terjadi.

Gorila dalam Kabut

Uji forensik lebih dari sekedar pengungkap kasus kriminal, tetapi juga digunakan sebagai sumber pembelajaran mengenai alam.

Beberapa hewan paling terkenal yang digali untuk tujuan ini adalah gorila yang dipelajari oleh Penjelajah National Geographic, Dian Fossey, pada tahun 1970an. Fossey meneliti kera selama 18 tahun di Rwanda dan dibunuh di sana pada tahun 1985, setelah secara aktif mempertahankan wilayah tersebut melawan para pemburu.

Kini, beberapa gorila yang ia amati telah ditemukan untuk dipelajari lebih lanjut. Dikombinasikan dengan data Fossey dan catatan rinci para ilmuwan lainnya, kerangka tersebut memberikan pandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang bagaimana perubahan lingkungan atau kelompok sosial mempengaruhi kesehatan dan perkembangan gorila.

Artikel ini sudah pernah tayang sebelumnya di National Geographic dengan judul: Para Tokoh Terkenal yang Jasadnya Digali Kembali Setelah Meninggal

Terkini Lainnya

Jasad 7 Tokoh Ini Digali Kembali Setelah Meninggal, Ini Alasannya

Jasad 7 Tokoh Ini Digali Kembali Setelah Meninggal, Ini Alasannya

Fenomena 18/07/2017, 09:05 WIB 6 Fakta Unik tentang Kepunahan Massal ke-6

6 Fakta Unik tentang Kepunahan Massal ke-6

Oh Begitu 18/07/2017, 08:08 WIB Studi Baru Ungkap Adanya Planet Misterius di Tepian Tata Surya

Studi Baru Ungkap Adanya Planet Misterius di Tepian Tata Surya

Fenomena 17/07/2017, 21:58 WIB “Belut Purba” Banjiri Jalan Tol dengan Lendir, Ini Penjelasannya

“Belut Purba” Banjiri Jalan Tol dengan Lendir, Ini Penjelasannya

Oh Begitu 17/07/2017, 20:41 WIB Gula Rendah Kalori Tak Bantu Turunkan Berat Badan, Ini Buktinya

Gula Rendah Kalori Tak Bantu Turunkan Berat Badan, Ini Buktinya

Kita 17/07/2017, 19:13 WIB Hebatnya Semut Api, Bisa Bangun 'Menara Eiffel' pakai Tubuh Sendiri

Hebatnya Semut Api, Bisa Bangun "Menara Eiffel" pakai Tubuh Sendiri

Oh Begitu 17/07/2017, 17:08 WIB Pertama Kali, Induk Singa Adopsi Anak Macan Tutul

Pertama Kali, Induk Singa Adopsi Anak Macan Tutul

Fenomena 17/07/2017, 16:08 WIB Inilah Hewan yang Akan Ada di Bumi sampai Kiamat

Inilah Hewan yang Akan Ada di Bumi sampai Kiamat

Oh Begitu 15/07/2017, 21:55 WIB Keampuhan Pemetaan 'Drone' Alap-alap Diujicoba di Jalur Kereta Cepat

Keampuhan Pemetaan "Drone" Alap-alap Diujicoba di Jalur Kereta Cepat

Fenomena 15/07/2017, 21:27 WIB Bak 'Drummer', Kakatua Ini Mainkan Musik Demi Pikat Lawan Jenisnya

Bak "Drummer", Kakatua Ini Mainkan Musik Demi Pikat Lawan Jenisnya

Oh Begitu 15/07/2017, 21:04 WIB Ketika Ribuan Galaksi 'Foto' Bersama di Langit Bumi

Ketika Ribuan Galaksi "Foto" Bersama di Langit Bumi

Fenomena 15/07/2017, 20:09 WIB Jantung Macet, Laba-laba Ini Pakai Usus sebagai Gantinya

Jantung Macet, Laba-laba Ini Pakai Usus sebagai Gantinya

Oh Begitu 15/07/2017, 17:08 WIB Bintik Merah Raksasa    Jupiter Tertangkap Mata Juno, Sejarah Tercipta

Bintik Merah Raksasa Jupiter Tertangkap Mata Juno, Sejarah Tercipta

Fenomena 15/07/2017, 16:36 WIB Ambil Pelajaran Ini dari Kegagalan Seleksi Jenis Kelamin Bayi Tabung

Ambil Pelajaran Ini dari Kegagalan Seleksi Jenis Kelamin Bayi Tabung

Kita 15/07/2017, 15:35 WIB Bintang Terkecil di Alam Semesta Ditemukan, Begini Rupanya

Bintang Terkecil di Alam Semesta Ditemukan, Begini Rupanya

Fenomena 15/07/2017, 14:36 WIB Load MoreSumber: Google News Tokoh

Tidak ada komentar

Latest Articles