Para Tokoh Terkenal yang Jasadnya Digali Kembali Setelah ... - National Geographic Beranda ⺠Berita ⺠Sejarah2017 / Juli / 13 18:04 P...
Beranda ⺠Berita ⺠Sejarah2017 / Juli / 13 18:04 Para Tokoh Terkenal yang Jasadnya Digali Kembali Setelah Meninggal
Dari presiden hingga penjahat, jasad mereka digali kembali untuk mengetahui bagaimana mereka hidup dan meninggal.
Pelukis Surealis, Salvador Dalà mungkin hanyalah sebagian kecil dari beberapa kasus tersebut. Mayatnya baru-baru ini telah digali untuk diuji garis keturunannya, memasukannya ke dalam daftar mengejutkan orang -orang terkenal yang digali atas nama sains.
Dari beberapa tokoh terkemuka ini, beberapa dari mereka dianggap telah dibunuh atau bunuh diri. Sisanya, meninggalkan ahli waris yang belum terbukti. Terkadang pula, pihak berwenang hanya ingin memastikan mereka benar-benar meninggal atau tidak.
Kini, teknologi semakin maju dan pengujian DNA dapat dilakukan. Uji DNA pun dilakukan dalam kasus Daly, wanita Spanyol yang mengaku sebagai putri Salvador DalÃ, sesuai perintah hakim pada akhir Juni lalu.
Daly Foundation berencana untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut. Namun, jika penggalangan dana untuk melakukan uji DNA tetap dilakukan, masih ada cukup banyak DNA yang akan didapat, selama dikumpulkan dari tempat yang tepat.
Dalà meninggal pada tahun 1989, sedangkan DNA akan menurun segera setelah kematian. Oleh karena itu, para imuwan mencari kantong yang akan ditempatkan di rambut, gigi geraham, dan tulang petrosa di dekat telinga bagian dalam. Penguji foren sik akan melihat beberapa tempat tersebut sebagai bukti pendukung atau pembantah klaim Daly sebagai keturunan DalÃ.
Berikut adalah beberapa kasus penggalian para tokoh terkenal yang lebih menggemparkan dan menarik, bersamaan dengan hikmah yang dapat diambil dari pengujian ilmiah tersebut.
Salah makam
Bahkan jenazah orang terkenal bisa salah tempat. Astronom Nicolaus Copernicus meninggal pada tahun 1542, sesaat setelah menyelesaikan buku catatannya mengenai matahari sebagai pusat alam semesta. Dia dimakamkan di Katedral Frombork, Polandia. Meskipun ia terkenal saat itu, makamnya tidak ditandai dengan jelas.
Selama dua abad, para arkeolog tidak berhasil menemukan mayatnya. Akhirnya, pada tahun 2005, pemindaian di bawah katedral berhasil dilakukan. Mereka menemukan sisa-sisa manusia yang tampak seperti Copernicus. Laboratorium Forensik Pusat Polisi Polandia pun menggunakan tengkoraknya untuk merekonstruksi wajah yang sangat mirip dengan sang astronom.
Para ilmuwan juga menemukan DNA dari jenazah. Namun, pada saat itu, tidak ada keturunan Copernicus yang dapat ditemukan untuk mengonfirmasi identitas DNA tersebut.
Penyelidikan pun membuahkan hasil. Akhirnya, seorang pustakawan menemukan beberapa rambut di dalam buku kalender yang dimiliki oleh astronom tersebut. Uji genetik mengkonfirmasi adanya kecocokan DNA dengan jasadnya, dan Copernicus dikubur kembali dengan batu nisan baru yang ditandai dengan jelas.
Hidup atau mati
Pihak yang berwenang telah menggali beberapa tokoh sejarah yang terkenal untuk memastikan mereka benar-benar mati atau memalsukan kematiannya untuk menghindari hukum.
Menurut catatan sejarah, John Wilkes Boothâ"pembunuh Abraham Lincolnâ"terpojokkan di sebuah gudang dan mati ditembak pada tahun 1865. Selama empat tahun berikutnya, jasadnya digali dan diperiksa dua kali. Kedua kalinya, identitasnya pun terkonfirmasi.
Namun, hal yang menggemparkan terjadi pada tahun 1907. Seorang pengacara bernama Finis Bates mengatakan bahwa Booth masih hidup dan bukanlah orang yang tertembak.
Ia memiliki identitas âJohn St. Helensâ dan mengakui identitas aslinya kepada Bates sebelum melakukan bunuh diri pada tahun 1903. Mayat Booth kemudian dimumikan dan dimasukkan ke dalam tur nasional sebagai âorang yang menembak Lincolnâ.
Untuk memperjelas permasalahan ini, para kerabat Booth mendapat izin untuk menggali kembali saudara laki-laki Booth, Edwin. Mereka berharap untuk dapat membandingkan DNA keduanya dengan yang ada di tulang belakang yang dikumpulkan selama autopsi 1865 dan disimpan di Museum Nasional Kesehatan dan Kedokteran di Maryland.
Namun, museum tersebut menolak menyerahkan tulang-tulang Booth yang akan rusak akibat uji DNA. Pengadilan juga menolak semua usaha untuk menggali lagi jasad Booth.
Presiden yang diracun
Setelah presiden Amerika Serik at ke-12, Zachary Taylor, meninggal secara tiba-tiba, berbagai spekulasi pun bermunculan. Beberapa dokter menganggap Taylor terkena kolera, ada pula yang menduga ia terkena sengatan panas.
Namun, sejarawan Clara Rising berkata lain. Ia mengatakan bahwa Taylor adalah presiden pertama yang dibunuh dengan racun arsenik, karena penentangannya terhadap perbudakan kala itu telah meluas ke arah barat.
Rising mendapat pesanan untuk menggali jasad Taylor pada tahun 1991. Laboratorium Nasional Oak Ridge melakukan uji aktivasi neutron untuk mendeteksi arsenik. Menurut para ilmuwan, meskipun beberapa indikasi arsenik ditemukan, unsur tersebut sama sekali tidak mematikan.
Tim medis Kentucky menganalisis sisa-sisa jasad Taylor dan mengungkapkan bahwa kemungkinan besar ia meninggal karena gastroenteritis, infeksi yang sering disebabkan oleh bakteri atau virus dalam makanan atau minuman yang terkontaminasi. Catatan sejarah menunjukkan, presiden telah menikmati ceri segar dan susu dingin sebelum kematiannya.
Simak kisah penggalian jasad tokoh lainnya di halaman selanjutnya.
- 1
- 2
Tidak ada komentar