Page Nav

HIDE

Pages

Soccer.my.id:

latest

Responsive Ads

Patrialis Akbar Diminta Hakim agar Berkata Jujur - KOMPAS.com

Patrialis Akbar Diminta Hakim agar Berkata Jujur - KOMPAS.com KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Mantan Hakim Konstitusi, Patrialis Akbar, menjadi te...

Patrialis Akbar Diminta Hakim agar Berkata Jujur - KOMPAS.com

KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Mantan Hakim Konstitusi, Patrialis Akbar, menjadi terdakwa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (19/6/2017).

JAKARTA, KOMPAS.com - Patrialis Akbar yang biasa mengenakan toga merah-hitam lambang kehormatan hakim itu kini harus duduk di kursi terdakwa.

Patrialis, mantan hakim konstitusi, kini malah diadili karena didakwa melakukan tindak pidana korupsi.

Senin (3/7/2017), jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan Patrialis sebagai saksi di Pengadilan Tipikor Jakarta.

(baca: Patrialis Sebut Uang 10.000 Dollar AS untuk Umrah adalah Piutang)

Kali ini, giliran Patri alis menjadi saksi untuk dua terdakwa yang diduga menyuapnya, yakni Basuki Hariman dan Ng Fenny.

Selama persidangan, Patrialis berulang kali membantah menerima uang dari Basuki. Patrialis tetap menyangkal meski jaksa KPK telah memutarkan rekaman sadapan terhadap dirinya.

Hal itu membuat Ketua Majelis Hakim Nawawi Pamulango berulang kali mengingatkan Patrialis agar berkata jujur.

"Saya ingatkan sekali lagi agar para saksi jujur dalam memberikan keterangan. Meski terdakwa punya hak sangkal, tapi saat dihadirkan sebagai saksi, maka wajib memberikan keterangan yang benar," ujar Nawawi.

(baca: Patrialis Akui Serahkan Draft Putusan Uji Materi UU Peternakan)

Awalnya, Patrialis merasa semua pertemuannya dengan Basuki Hariman, tidak ada kaitannya dengan uji materi atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi.

Namun, setelah diingatkan oleh Nawawi, Patrialis mengakui bahw a ada kepentingan Basuki dalam uji materi tersebut.

(baca: Patrialis Ganti Sebutan Putusan Uji Materi dengan Istilah Kereta)

Meski bukan sebagai pemohon, Basuki yang merupakan pengusaha impor daging diyakini memiliki kepentingan terkait undang-undang tersebut.

"Hakim itu biasanya nalurinya timbul. Saya paling senang kalau orang ngomongin duit dengan saya, sejauh konteksnya lain," kata Nawawi.

"Saya hargai Anda pernah jadi hakim. Tapi apa tidak ada rasa dalam diri Anda bahwa datangnya Basuki dan membicarakan judicial review itu menunjukan keterkaitan?" kata Nawawi.

Dalam kasus ini, Basuki didakwa menyuap Patrialis sebesar 70.000 dollar AS, Rp 4 juta dan dijanjikan uang Rp 2 miliar yang belum terlaksana.

Semua pemberian uang diserahkan melalui Kamaludin, orang dekat Patrialis.

Menurut jaksa, uang tersebut diberikan agar Patrialis membantu memenangkan putusan perkara Nomor 129/PUU-XIII/2015 terkait uji materi atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi.

Diduga, putusan uji materi tersebut akan berpengaruh terhadap kelancaraan usaha CV Sumber Laut Perkasa yang dimiliki Basuki.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
  • Patrialis Akbar Ditangkap KPK
Berita TerkaitHakim Sidang Patrialis Ingatkan Saksi agar Tak Terjerat Pidana KorporasiPatrialis Mengaku Spontan Beri Saran Dekati Hakim LainMinta Jadi Tahanan Rumah, Patrialis Jaminkan Seluruh HartanyaSaling Bantah soal Uang 10.000 dollar AS untuk Umrah PatrialisVoucher Uang Rp 2 Miliar untuk Patrialis Ditulis Inisial MK Terkini Lainnya Pemilik Tas di Depan ITC Depok Sempat Salami Seluruh Penumpang Angkot Pemilik Tas di Depan ITC Depok Sempat Salami Seluruh Penumpang Angkot Megapolitan 03/07/2017, 17:15 WIB Djokovic Dinilai Masih Mampu Juarai Wimbledon Djokovic Dinilai Masih Mampu Juarai Wimbledon Olahraga 03/07/2017, 17:15 WIB Dishub Kota Bogor dan Organda Ba   has Penyesuaian Tarif Angkot Ber-AC Dishub Kota Bogor dan Organda Bahas Penyesuaian Tarif Angkot Ber-AC Regional 03/07/2017, 17:13 WIB Ke Mabes Polri, Pansus Angket KPK Akan Bahas soal Pemanggilan Miryam Ke Mabes Polri, Pansus Angket KPK Akan Bahas soal Pemanggilan Miryam Nasional 03/07/2017, 17:10 WIB Terlilit Utang, Seorang Pria Bunuh Rekan Kerja dan Curi Uang THR-nya Terlilit Utang, Seorang Pria Bunuh Rekan Kerja dan Curi Uang THR-nya Megapolitan 03/07/2017, 17:09 WIB Kesal Suaminya Selingkuh, Seoran   g Ibu Tinggalkan Anaknya di Kota Bekasi Kesal Suaminya Selingkuh, Seorang Ibu Tinggalkan Anaknya di Kota Bekasi Megapolitan 03/07/2017, 17:05 WIB Evakuasi Bangkai Helikopter Tunggu Proses Investigasi Basarnas Evakuasi Bangkai Helikopter Tunggu Proses Investigasi Basarnas Regional 03/07/2017, 17:01 WIB Patrialis Akbar Diminta Hakim agar Berkata Jujur Patrialis Akbar Diminta Hakim agar Berkata Jujur Nasional 03/07/2017, 16:57 WIB Perahunya Terbalik, La Ambo Tenggelam di Sungai Konaweeha Kendari Perahunya Terbalik, La Ambo Tenggel am di Sungai Konaweeha Kendari Regional 03/07/2017, 16:55 WIB Polisi Temukan Uang Rp 16 Miliar di Dalam Koper di Sydney Polisi Temukan Uang Rp 16 Miliar di Dalam Koper di Sydney Internasional 03/07/2017, 16:54 WIB Angka Kecelakaan Saat Mudik Lebaran 2017 Menurun Dibanding Tahun Lalu Angka Kecelakaan Saat Mudik Lebaran 2017 Menurun Dibanding Tahun Lalu Megapolitan 03/07/2017, 16:49 WIB Selama Libur Lebaran, Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Baik Selama Libur Lebaran, Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Baik Megapolitan 03/07/2017, 16:45 WIB Pemkot Depok Imbau Pengelola Tempat Usaha Pasang CCTV Pemkot Depok Imbau Pengelola Tempat Usaha Pasang CCTV Megapolitan 03/07/2017, 16:42 WIB Orangtua Korban Kecelakaan Helikopter Menangis Sambil Peluk Foto dan Peti Jenazah Anaknya Orangtua Korban Kecelakaan Helikopter Menangis Sambil Peluk Foto dan Peti Jenazah Anaknya Regional 03/07/2017, 16:38 WIB RUU Pemilu 'Deadlock', DPR Akan Ajak Presiden Rapat Konsultasi RUU Pemilu "Deadlock", DPR Akan Ajak Presiden Rapat Konsul tasi Nasional 03/07/2017, 16:37 WIB Load MoreSumber: Google News

Tidak ada komentar

Responsive Ads