Politik dalam Lembaga Kepolisian, Tito: Mereka Ngintip Kesalahan Kapolda dan Direskrim - JITUNEWS.COM Politik dalam Lembaga Kepolisian, Tito...
Politik dalam Lembaga Kepolisian, Tito: Mereka Ngintip Kesalahan Kapolda dan Direskrim
Namun, Tito tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai politik dalam polisi, salah satunya ada pihak yang mengincar posisi sebagai Kapolri
18 Juli 2017 02:01 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian. | Jitunews/Rezaldy |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut pihaknya terbuka dengan kasus pembacokan Hermansyah beberapa waktu yang lalu. Pihak kepolisian dituding oleh sebagian pihak bahwa ada motif politik dalam kasus tersebut.
Kapolri Akui Pemblokiran Telegram Atas Referensinya
"Pelaku pembacokan Hermansyah motifnya sudah jelas, tersangka sudah ditangkap, sudah bicara di media. Kita sangat terbuka, bebas, nanti semua berakhir due process of law akan berakhir di pengadilan terbuka. Kita akan melihat nanti," ujar Tito saat raker dengan Komisi III di gedung DPR, Senin (17/7).
Tito mempersilakan Komisi III untuk menggali informasi kepada pelaku pembacokan jika dirasa kurang puas. Tito membantah dengan tegas jika memang tidak ada rekayasa dalam kasus tersebut.
Irit Bicara Setelah Pilkada, Anies: Karena Bicara Apapun Tidak Ada Gunanya
"Tapi, kalau nanti ada yang menyatakan tidak puas, misalnya dari Komisi III ingin mengecek, bisa nanti on the spot dengan pelakunya untuk interview mendalam mereka dan aka n paham bahwa sangat jauh dan tidak mungkin ada rekayasa dari polisi. Ini terlalu bodoh," ujarnya.
Di luar pembahasan terkait Hermansyah, Tito juga mengaku memang ada politik di dalam kepolisian. Ada banyak pihak yang mengincar jabatan strategis.
"Di dalam polisi pun ada politik, Pak. Jadi yang ingin jadi Kapolda Metro juga banyak, yang ingin Direktur Reserse Polda Metro juga banyak. Mereka juga ngintip-ngintip kesalahan Kapolda dan Direskrim," ujar Tito.
Namun, Tito tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai politik dalam polisi. Salah satunya ada pihak yang mengincar posisi sebagai Kapolri.
"Begitu tahu nanti ini rekayasa, yang bongkar bukan orang lain, yang bongkar dari dalam sendiri. Jadi sama, apakah nanti yang ingin jadi Kapolri juga banyaklah. Kalau saya yang memerintahkan rekayasa itu, saya dihantam dari dalam, itu jauh lebih berat karena mereka yang tahu, kami yang tahu di dalam itu sendiri," tutup Tito.
Kapolri: Pemblokir an Telegram karena Banyak Digunakan Teroris
Penulis | : | Aurora Denata |
Tidak ada komentar