Page Nav

HIDE
Selasa, Juni 24

Pages

Breaking News:

Ads Place

Click Here

Teroris Pengguna Telegram, Kasus Bom Thamrin hingga Penusukan Polisi di Masjid Falatehan - KOMPAS.com

Teroris Pengguna Telegram, Kasus Bom Thamrin hingga Penusukan Polisi di Masjid Falatehan - KOMPAS.com ist Telegram Messenger ...

Teroris Pengguna Telegram, Kasus Bom Thamrin hingga Penusukan Polisi di Masjid Falatehan - KOMPAS.com

Telegram Messengerist Telegram Messenger

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, penggunaan aplikasi Telegram oleh kelompok teroris di Indonesia bukan lagi hal yang mengejutkan. Banyak teroris yang ditangkap mengakui bahwa komunikasi sesama anggota kelompok mereka dilakukan melalui aplikasi Telegram.

Salah satunya, digunakan dalam kasus teror di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Januari 2016 lalu.

"Sampai bom Kampung Melayu, terakhir di Falatehan, ternyata komunikasi yang mereka gunakan semuanya menggunakan Telegram," ujar Tito di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (16/7/2016).

Kasus di Kampung Melayu, polisi menemukan adanya komunikasi langsung pelaku lewat Telegram dengan Bahrun Naim, simpatisan ISIS asal Indonesia yang kini berada di Suriah.

(Baca: Mengapa Aplikasi Telegram Disukai Teroris?)

Selain itu, dalam kasus penusukan polisi di Falatehan, pelaku bernama Mulyadi diketahui bergabung dengan grup radikal di Telegram. Dari aplikasi itulah ia terpapar paham radikal dan mulai merencanakan penyerangan ke polisi.

Contoh lainnya yakni pengibar bendera ISIS di Polsek Kebayoran Lama. Pelaku berinisial GOH diketahui mendapat pemahaman radikal melalui internet sejak 2015. Salah satunya dari grup media sosial dan aplikasi Telegram yang diberi nama, Manjanik, Ghuroba, UKK, dan Khilafah Islamiyah.

Tito mengakui bahwa aplikasi tersebut menjadi favorit kelompok teroris karena melindungi privasi penggunanya.

"Se lama ini fitur telegram banyak keunggulan. Di antaranya mampu memuat sampai 10.000 member dan dienkripsi. Artinya sulit dideteksi," kata Tito.

(Baca: Netizen Gaungkan Petisi Tolak Pemblokiran Telegram)

Polri, kata Tito, telah membahas hal tersebut dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Ia menganggap, pemblokiran Telegram merupakan salah satu solusi untuk memangkas saluran komunikasi kelompok teroris di Indonesia.

"Nanti kita lihat apakah jaringan teror gunakan saluran komunikasi lain. Kita juga ingin liat dampaknya," kata Tito.

Tak hanya di Indonesia, Telegram juga kerap digunakan teroris di luar negeri. Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) menyebut ll orang-orang yang berada di belakang aksi pengeboman di stasiun metro Saint Petersburg, Rusia, menggunakan aplikasi itu untuk berkomunikasi.

FSB menyebut, kelompok teroris itu menggunakan aplikasi tersebut saat tahap persiapan serangan teroris.

(Ba ca: Ini Alasan Pemerintah Blokir Telegram)

Kementerian Komunikasi dan Informatika memerintahkan pemblokiran aplikasi Telegram di Indonesia karena ditemukan banyak kanal yang bermuatan propaganda radikalisme, terorisme, paham kebencian, ajakan atau cara merakit bom, cara melakukan penyerangan, disturbing images, dan lain-lain yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Telegram memiliki fitur enkripsi end-to-end yang mencegah pesan dicegat dan dibaca, kecuali oleh pengirim dan penerima. Channels di Telegram bersifat terbuka untuk publik dan bebas diikuti oleh pengguna lain (follower).

Karena itu pula, channels sering digunakan oleh teroris sebagai sarana untuk menyebar propaganda, dengan cara broadcast konten. Ada juga groups, private message, dan secret chat.

Pesan Secret Chat hanya bisa diakses melalui dua perangkat, yakni perangkat pengirim yang menginisiasi percakapan dan perangkat penerima. Isi percakapan bisa dihapus kapan pun, atau diatur agar terhapus secara otomatis.

Pavel Durov, pendiri sekaligus CEO layanan pesan Instan Telegram, menyadari bahwa ada aktivitas grup teroris negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Telegram. Namun, ia bersikeras menjunjung tinggi faktor keamanan privasi yang memang sudah lekat dan menjadi ciri khas Telegram semenjak dirilis empat tahun lalu.

Kompas TV Teroris yang Tertangkap di Jawa Barat Punya Jaringan Berbeda Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
  • Telegram Diblokir di Indonesia

Berita Terkait

Kapolri: Telegram Dienkripsi dan Sulit Dideteksi

Telegram dan WhatsApp Sama-sama Pakai Enkripsi, Apa Bedanya?

Telegram Diblokir di Indonesia, CEO Bilang Itu "Aneh"

Aplikasi Telegram Diblokir, Apa Kata Operator Seluler?

Telegram Diblokir, Keluhan Netizen Teratas di Twitter

Terkini Lainnya

Djarot: Kepala Dinas Pariwisata Kecil-kecil Keturunan 'Wonder Woman'

Djarot: Kepala Dinas Pariwisata Kecil-kecil Keturunan "Wonder Woman"

Megapolitan 16/07/2017, 09:15 WIB Teroris Pengguna Telegram, Kasus Bom Thamrin hingga Penusukan Polisi di Masjid Falatehan

Teroris Pengguna Telegram, Kasus Bom Thamrin hingga Penusukan Polisi di Masjid Falatehan

Nasional 16/07/2017, 09:03 WIB Anak Kandung Otak Pembunuhan Juragan Kuda Tengah Hamil 2 Bulan

Anak Kandung Otak Pembunuhan Juragan Kuda Tengah Hamil 2 Bulan

Regional 16/07/2017, 09:00 WIB Warga China Tuntut Pengembalian Mumi Biksu yang “Dicuri”

Warga China Tuntut Pengembalian Mumi Biksu yang “Dicuri”

Internasional 16/07/2017, 08:40 WIB Kapolri: Telegram Dienkripsi dan Sulit Dideteksi

Kapolri: Telegram Dienkripsi dan Sulit Dideteksi

Nasional 16/07/2017, 08:22 WIB China Hapus Kenangan soal Liu Xiaobo, Abu Jasadnya Dilarung di Laut

China Hapus Kenangan soal Liu Xiaobo, Abu Jasadnya Dilarung di Laut

Internasional 16/07/2017, 08:00 WIB Istri dan Dua Anak Kandung, Otak Pembunuhan Juragan Kuda

Istri dan Dua Anak Kandung, Otak Pembunuhan Juragan Kuda

Regional 16/07/2017, 08:00 WIB Minggu Pagi, Djarot Promosi Obyek Wisata di Jakarta dengan Bersepeda

Minggu Pagi, Djarot Promosi Obyek Wisata di Jakarta dengan Bersepeda

Megapolitan 16/07/2017, 07:50 WIB Kecelakaan Bus di Ekuador, 14 Orang Tewas dan 30 Orang Cedera

Kecelakaan Bus di Ekuador, 14 Orang Tewas dan 30 Orang Cedera

Internasional 16/07/2017, 07:36 WIB Warga di Perbatasan Sebatik Merasakan Gempa Gorontalao Selama 5 Detik

Warga di Perbatasan Sebatik Merasakan Gempa Gorontalao Selama 5 Detik

Regional 16/07/2017, 07:31 WIB Prajurit TNI dan Warga Panen Perdana Padi Gogo di Perbatasan RI-PNG

Prajurit TNI dan Warga Panen Perdana Padi Gogo di Perbatasan RI-PNG

Regional 16/07/2017, 07:25 WIB Meski Ada Praperadilan, Proses Hukum Hary Tanoe Tetap Berjalan

Meski Ada Praperadilan, Proses Hukum Hary Tanoe Tetap Berjalan

Nasional 16/07/2017, 07:20 WIB Rusia Janjikan Trump Jr Materi yang Bisa Diskreditkan Hillary

Rusia Janjikan Trump Jr Materi yang Bisa Diskreditkan Hillary

Internasional 16/07/2017, 06:36 WIB Cegah Radikalisme, Mensos Minta Uji Kompetensi Guru Diperketat

Cegah Radikalisme, Mensos Minta Uji Kompetensi Guru Diperketat

Nasional 15/07/2017, 22:56 WIB Korban Tumpahan Minyak di NTT Diupayakan Dapat Kompensasi

Korban Tumpahan Minyak di NTT Diupayakan Dapat Kompensasi

Regional 15/07/2017, 22:56 WIB Load MoreSumber: Google News

Tidak ada komentar

Latest Articles

Click Here