Untuk Merawat Budaya Literas Dalam momentum sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 2017, salah satu komunitas kepemudaan yang bernama You...
Untuk Merawat Budaya Literas
Dalam momentum sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 2017, salah satu komunitas kepemudaan yang bernama Youth Leadership Connection (disingkat Youlec) merayakannya dengan mengadakan lomba Esai dengan nama kegiatan Youlec Essay Competition 2017 (YEC 2017), bertemakan “Generasi Millenial”.
Selain untuk menumbuhkan semangat sikap berkompetisi dan merawat budaya literasi, Youlec memberikan kesempatan kepada 30 penulis terbaik untuk memuatkan karya tulisannya pada sebuah buku ber-ISBN, yang di fasilitasi oleh penyelenggara.
Bagi Youlec, perayaan sumpah pemuda bukanlah menyoal repetisi perayaan tanpa sebuah karya. Disinilah para pelajar, pemuda dan kalangan umum diajak berpartisifasi untuk mengikuti lomba esai yang diselenggarakan untuk menyambut hari sumpah pemuda.
Mengajak para pemuda untuk berpartisifasi pada lomba esai ini, merupakan sebagai upaya untuk menyambut bonus demografi yang akan terjadi tahun 2020-2030. Berdasarkan data BKKBN, bonus demografi yaitu jumlah usia produktif (usia 15-64 tahun) menacapai 70 persen, sedangkan 30 persen usia tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia diatas 65 tahun.
Selain itu, kondisi bangsa Indonesia saat ini masih mengalami lemahnya tingkat literasi dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Berdasarkan studi Most Littered in the World 2016 yang dilakukan oleh Central Connecticut State University. Terkait minat baca, ternyata Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara.
Hal tersebut sungguh memprihatinkan, karena masyarakat Indonesia merupakan mayoritas yang memiliki kazanah literasi yang lengkap dan beragam, dari berbagai penulis. Lomba esai ini sangat penting untuk dijadikan sebuah gerakan, bukan hanya sekedar program. Menjadikan budaya membaca dan menulis sebagai karakter diri yang akan berulang-ulang menjadi sebuah kebiasaan.
“Lomba ini bermaksud untuk merawat budaya literasi dan semangat berkompetisi. Setiap membaca tanpa menulis adalah berujar tanpa didengar, yang artinya membaca dan menulis itu penting, sama seperti pentingnya berbicara dan mendengarkan”, pungkas Aman Abadi Nugraha sebagai Founder dan Executive Director Youlec.
Dulu, pemuda berjuang dengan segenap tumpahan darah. Kini, pemuda harus mulai berjuang dengan membangun gagasan, mengkristalkan ide perubahan dan merawat sebuah kemajuan. Menulis adalah cara terbaik menjawab semua tantangan tersebut. Ujar Fahmi Imam Fauzy sebagai Vice Director Youlec.
Isyarat pentingnya menulis diungkapan oleh Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah”. Bagi pramoedya, menulis adalah kewajiban dalam hidupnya. Ia membuktikan perkataannya, dengan memiliki banyak karya yang dibukukan sepanjang hidupnya, dan ia tidak pernah hilang dari sejarah setelah ia meninggal.
Menulis adalah upaya mempererat persatuan suatu bangsa, mempertahankan tanah air, dan memperkuat suatu tatanan bahasa, yaitu bahasa Indonesia. Ujar Irpan Sanusi sebagai Program Director Youlec dalam menyambut hari sumpah pemuda.
Percayalah, hari sumpah pemuda adalah sejarah pembuktian para pemuda. Masa lalu, masa kini dan dan masa depan kelak, bahwa pemuda tetap menjadi tulang punggung suatu bangsa. Mari pegang erat sumpah kita sebagai putra dan putri indonesia, yang Berbangsa satu bangsa Indonesia, Bertanah air satu tanah air Indonesia, dan Berbahasa satu bahasa Indonesia.