Page Nav

HIDE

Pages

Soccer.my.id

latest

Responsive Ads

Formappi: Sulit Menganggap Pengunduran Diri Novanto sebagai ...

Formappi: Sulit Menganggap Pengunduran Diri Novanto sebagai ... ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR Tersangka kasus korupsi KTP Elektronik Setya Nova...

Formappi: Sulit Menganggap Pengunduran Diri Novanto sebagai ...

Tersangka kasus korupsi KTP Elektronik Setya Novanto (kedua kanan) seusai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (6/12/2017). KPK menyatakan berkas perkara tersangka kasus korupsi proyek KTP Elektronik itu sudah lengkap atau P21 dan siap untuk disidangkan.ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR Tersangka kasus korupsi KTP Elektronik Setya Novanto (kedua kanan) seusai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (6/12/2017). KPK menyatakan berkas perkara tersangka kasus korupsi proyek KTP Elektronik itu sudah lengkap atau P21 dan siap untuk disidangkan.

JAKARTA, KOMPAS.com â€" Peneliti Forum Masyarakat Peduli Par lemen Indonesia atau Formappi, Lucius Karus, menilai, surat penggunduran diri Setya Novanto dari Ketua DPR perlu dicek kebenarannya.

Kalaupun surat tersebut benar, ia menganggap langkah Novanto sudah terlambat untuk dianggap sebagai sesuatu yang tepat.

"Saya kira sudah sangat terlambat untuk dianggap sebagai sebuah langkah tepat dari Novanto karena menyadari tindakannya yang tidak pantas sebagai anggota ataupun Ketua DPR," kata Lucius kepada Kompas.com, Minggu (10/12/2017).

(Baca juga: Melalui Surat, Setya Novanto Mengundurkan Diri sebagai Ketua DPR)

Lucius berpendapat bahwa jika mau dianggap beretika, seharusnya Novanto mundur sejak awal proses hukum yang melibatkannya. Kenyataannya, Novanto berjuang dengan segala macam cara untuk lolos dari proses hukum.

"Bahkan, dia tampak mencoba menghindari proses hukum ketika dia dicari penyidik KPK ke rumahnya. Dia juga membuat banyak tindakan lain yang semakin menunjukkan kesan keti dakpatuhannya pada proses hukum," ujar Lucius.

Dari rangkaian proses yang dilalui Novanto, Lucius belum melihat Ketua Umum Golkar itu sadar tindakannya sudah menodai kehormatan DPR sebagai lembaga negara dan mencederai fungsinya sebagai wakil rakyat.

Lucius menduga, pengunduran diri dilakukan Novanto setelah mengetahui bahwa dia hampir pasti sudah tak punya lagi amunisi untuk tetap bertahan sebagai Ketua DPR. Hal ini menurut dia mirip ketika Novanto terjerat kasus pencatutan nama presiden dalam kasus Freeport.

"Dengan demikian, sulit menganggap surat pengunduran diri Novanto merupakan bentuk pertanggungjawaban moralnya terkait posisinya sebagai tersangka korupsi KTP elektronik," ujar Lucius.

Dalam kasus Freeport, Novanto mengundurkan diri setelah mengetahui bahwa keputusan pemberhentian karena pelanggaran etik yang dilakukannya hampir pasti akan diputuskan Majelis Kehormatan Dewan (MKD) saat itu.

Setelah Novanto mundur, MKD gagal mem utuskan pemberhentian terhadapnya dari posisi Ketua DPR.

Lucius menduga, strategi yang sama dilakukan Novanto. Langkah ini dilakukan karena Novanto menyadari bahwa dalam hitungan hari, perkaranya sudah disidangkan di Pengadilan Tipikor. Itu artinya statusnya akan menjadi terdakwa.

"Menurut UU MD3, status terdakwa sudah bisa menjadi alasan pemberhentian Novanto," ujar Lucius.

Surat pengunduran diri tersebut dianggapnya bertambah aneh ketika di dalamnya ada perintah terkait sosok yang akan menggantikannya. Dengan menyatakan mundur sebagai Ketua DPR, seharusnya Novanto kehilangan kekuasaan sebagai pimpinan DPR.

(Baca juga: Setya Novanto Disebut Tunjuk Aziz Syamsuddin untuk Jadi Ketua DPR)

"Tetapi, di sisi lain, dengan adanya perintah menunjuk Aziz Syamsuddin sebagai penggantinya, Novanto mau mengatakan bahwa dia masih berkuasa," ujar Lucius.

Lucius menyatakan, DPR tak perlu mendengarkan, apalagi menuruti perint ah Setya Novanto. Legitimasi Novanto dianggap sudah hilang karena hampir pasti pemberhentian terhadapnya bisa dilakukan karena statusnya sudah menjadi terdakwa.

"DPR tak bisa diatur-atur oleh seseorang yang sudah ditahan karena dugaan melakukan kejahatan korupsi. DPR adalah lembaga terhormat dan hanya layak dipimpin orang terhormat," ujarnya.

Sabtu (9/12/2017), Ketua Koordinator Bidang Kesejahteraan Masyarakat DPP Partai Golkar Roem Kono membenarkan adanya surat pengunduran diri Novanto dari jabatan Ketua DPR.

"Memang sudah ada pemberitahuan secara tidak resmi bahwa memang betul ada surat putusan dari Ketua Umum Setya Novanto menunjuk Saudara Aziz," ujar Roem seusai acara diskusi di Senayan, Jakarta.

Surat pengunduran diri Novanto ini juga telah disampaikan Ketua Fraksi Golkar Robert Kardinal dalam pertemuan dengan sejumlah fraksi di DPR, Jumat (8/12/2017).

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
  • Sepak Terjang Setya Novanto

Berita Terkait

DPD Golkar: Dengan Tidak Bermaksud Menzalimi Pak Novanto...

Dedi Mulyadi Harap Penunjukan Ketua DPR Pengganti Novanto Lewat Debat Terbuka

Dua Pengacara Mundur, Golkar Yakin Novanto Sudah Pilih yang Terbaik

MKGR: Jika Jadi Ketum Golkar, Airlangga Harus Bantu Novanto

Setya Novanto Disebut Tunjuk Aziz Syamsuddin untuk Jadi Ketua DPR

Terkini Lainnya

Jalan Tol Semarang Tergenang Air, Pengelola Tol Cari Penyebabnya

Jalan Tol Semarang Tergenang Air, Pengelola Tol Cari Penyebabnya

Regional 10/12/2017, 22:26 WIB Perpres yang Bisa Cegah Korupsi Diharapkan Segera Terbit

Perpres yang Bisa Cegah Korupsi Diharapkan Segera Terbit

Nasional 10/12/2017, 22:21 WIB Keputusan Sudah Final, Pengelola Cinere Bellevue Tak Beri Ganti Rugi untuk Korban Kebakaran Apa   rtemen dan Mal

Keputusan Sudah Final, Pengelola Cinere Bellevue Tak Beri Ganti Rugi untuk Korban Kebakaran Apartemen dan Mal

Megapolitan 10/12/2017, 22:15 WIB Warga yang Kehilangan Tempat Tinggal karena Banjir dan Longsor di Wonogiri Akan Diberi Uang Sewa Rumah

Warga yang Kehilangan Tempat Tinggal karena Banjir dan Longsor di Wonogiri Akan Diberi Uang Sewa Rumah

Regional 10/12/2017, 21:41 WIB BNPB Lakukan Asesmen Kerusakan Bencana Banjir dan Longsor di Wonogiri

BNPB Lakukan Asesmen Kerusakan Bencana Banjir dan Longsor di Wonogiri

Regional 10/12/2017, 21:21 WIB 1 Tewas, 1 Kritis dalam Kecelakaan Kapal Cepat di Tarakan

1 Tewas, 1 Kritis dalam Kecelakaan Kapal Cepat di Tarakan

Regional 10/12/2017, 20:58 WIB Presiden Turki Sebut Israel sebagai Negara Teroris

Presiden Turki Sebut Israel sebagai Negara Teroris

Internasional 10/12/2017, 20:35 WIB Curi Ikan di Perairan Indonesia, Nakhoda Kapal asal China Jadi Tersangka

Curi Ikan di Perairan Indonesia, Nakhoda Kapal asal China Jadi Tersangka

Regional 10/12/2017, 20:28 WIB Serangan Militer    Israel Hancurkan Terowongan Hamas di Jalur Gaza

Serangan Militer Israel Hancurkan Terowongan Hamas di Jalur Gaza

Internasional 10/12/2017, 20:04 WIB PDI-P Andalkan Sekolah Calon Kepala Daerah untuk Menangkan Pilkada 2018

PDI-P Andalkan Sekolah Calon Kepala Daerah untuk Menangkan Pilkada 2018

Nasional 10/12/2017, 19:42 WIB Rumah hingga Mobil Terbakar, Kepala Dusun di Aceh Utara Kritis

Rumah hingga Mobil Terbakar, Kepala Dusun di Aceh Utara Kritis

Regional 10/12/2017, 19:32 WIB Kapal Cepat Tabrak Pohon Bakau, 2 Penumpa   ng Belum Diketahui Nasibnya

Kapal Cepat Tabrak Pohon Bakau, 2 Penumpang Belum Diketahui Nasibnya

Regional 10/12/2017, 19:25 WIB Rumah Ibadah Yahudi di Swedia Dilempari Bom Molotov

Rumah Ibadah Yahudi di Swedia Dilempari Bom Molotov

Internasional 10/12/2017, 19:13 WIB Juarai Superliga Junior U-19, Jaya Raya Rebut Piala Susy Susanti

Juarai Superliga Junior U-19, Jaya Raya Rebut Piala Susy Susanti

Olahraga 10/12/2017, 18:56 WIB PDI-P Kembali Calonkan Bupati dan Wakil Bupati Petahana Probolinggo

PDI-P K embali Calonkan Bupati dan Wakil Bupati Petahana Probolinggo

Regional 10/12/2017, 18:48 WIB Load MoreSumber: Google News Wakil Rakyat

Tidak ada komentar

Responsive Ads