Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

ASN di 6 Daerah Jateng Rawan Dimobilisasi Calon Petahana

ASN di 6 Daerah Jateng Rawan Dimobilisasi Calon Petahana Sabtu 13 Januari 2018, 18:54 WIB Pilkada Serentak 2018 ASN di 6 Daerah Jateng Ra...

ASN di 6 Daerah Jateng Rawan Dimobilisasi Calon Petahana

Sabtu 13 Januari 2018, 18:54 WIB

Pilkada Serentak 2018

ASN di 6 Daerah Jateng Rawan Dimobilisasi Calon Petahana Bayu Ardi Isnanto - detikNews ASN di 6 Daerah Jateng Rawan Dimobilisasi Calon PetahanaSri Sumantha (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom) Solo - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) akan memperketat pengawasan di 6 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Sebab, Aparatur Sipil Negara (ASN) di 6 daerah tersebut rawan dimobilisasi oleh calon petahana.
"Fokus kita akan berbeda manakala di situ ada calon petahana. Netralitas PNS adalah salah satu yang kita fokuskan, karena rawan dimobilisasi," kata Koordinator Divisi SDM dan Organisasi Bawaslu Jateng, Sri Sumantha, saat meninjau tes kesehatan di RSUD dr Moewardi, Solo, Sabtu (13/1/2018).
Enam daerah tersebut ialah Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Karanganyar. Masing-masing daerah tersebut terdapat peserta Pilkada dari petahana.
"Selain itu, di Pilgub sendiri salah satu calonnya merupakan petahana," ujarnya.
Sumantha mengingatkan ASN untuk patuh terhadap peraturan yang dikeluarkan Menteri PAN-RB akhir 2017 lalu. Beberapa aktivitas yang dilarang, antara lain berfoto dengan peserta Pilkada dan mengunggahnya di media sosial.
"Jika ada dugaan pelanggaran, kami akan merekomendasikan kepada pejabat yang berwenang. Selanjutnya, kita kawal sampai tuntas seperti apa keputusan dari pejabat yang berwenang tersebut. Apakah peringatan keras atau sampai pada pemberhentian," ungkapnya.
Selain persoalan netralitas ASN, pihaknya juga akan memantau aktivitas media sosial terkait kampanye hitam. Bawaslu bekerja sama dengan kepolisian dan kejaksaan untuk menindak pelaku kampanye hitam.
"Kampanye hitam akan kita pantau, karena belum tentu yang melakukan lawannya. Bisa saja dari internal untuk memancing empati masyarakat," tutupnya.
(mbr/mbr)Sumber: Google News Petahana

Reponsive Ads