Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Sajak Perjuangan Nelayan

DARI PENGADILAN, AKU BERSERU* Kawan-kawan: Hari - hari ini kita akan bertahan atau mati dikalang masa tergantung nurani kita dalam sebu...


DARI PENGADILAN, AKU BERSERU*
Kawan-kawan:
Hari - hari ini kita akan bertahan atau mati dikalang masa tergantung nurani kita dalam sebuah kebersamaan. Perjuangan ini penting untuk diteruskan, jangan menyerah, jangan gembira, jangan jumawa. Mari bersama, bersatu dalam sebuah perjuangan ini.

Kursi, tembok, palu dan meja sidang akan menghujam uluh hati para pejuang. Biarkan pengadilan ini sebagai obat rindu dan cinta para penguasa untuk kita.

Pengadilan ini hanyalah hembusan-hembusan setan-setan ketidakadilan.

Besok hingga tidak tau sampai kapan, akan mulai sidang untuk mengadili saya yang fana ini. Besok jam 08.00 pagi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Kawan-Kawan:
Hari - hari ini, dimulai sebuah pengadilan atas perlawanan kita selama ini. Memang perjuangan adalah pengadilan, maka jangan kawan-kawan gentar, mari - mari kita hadapi secara kesatria.

Kawan-kawan:
Hari - hari ini, andaikan aku sendiri, hilang, mati, dan tak ada lagi nafas. Aku ingin tinggalkan sebuah prasasti nurani "andai kalian jadi pejabat terbukalah untuk dikritik, peliharalah rakyat, ajaklah rakyat duduk, hidup welas asihlah bersama mereka, bersihkanlah keringat mereka, jangan biarkan mereka lapar. Karena rakyat lapar, disuatu saat nanti kita akan menemukan pengadilan dihari kemudian nanti, selagi pengadilan itu tidak kita dapatkan di dunia ini. Kawan hiduplah bersama rakyat mu, kau jangan jauh dari bau keringat mereka.. selamat".

Kawan-Kawan:
Hari-hari ini, biarkan aku yang menanggung semua ini. Kawan-kawan nelayan cukup melaut dengan gembira, aku akan gembira bahagia.

Jalan ini sangat getir, perjuangan kita kali ini harus dihadapi dilaut, didarat, dihukum, dibunuh dan bahkan ancaman tembak.

Sesungguhnya, perjuangan ini ku semayamkan untuk kawan-kawan. Jangan berkecil hati, jangan rimpuh atas pendirianmu, tegakkan kebenaran, jangan adili hati dan pikiranmu dengan kegagalan. Perjuangan ini haruslah menang.

Kawan-kawan:
Sedih, susah, cinta, asa, dan nasib, akan jadi pertanggungjawaban pada saatnya. Aku akan tetap bersama kalian, pengadilan ini hanyalah busa-busa sabun beterbangan. Suatu saat nanti pedang-pedang mujahid sejati akan merosok kerosok ditengah selangkangan mereka. Suatu ketika nanti, otak-otak mereka akan kita benturkan hingga mati dipadang keranda.

Pedang-pedang perjuangan ini akan menyelinap menghujam dalam jantungnya nanti.

Kawan-kawan:
Hari-hari ini, jangan tinggalkan medan, jangan lari, jangan pengecut, jangan meninggalkan nafas hidup ideologis kita, cukup aku yang rasakan. Mulai esok kita bersidang, kita .

Beberapa hari ini aku berusaha melawan dengan mengunggah banyak tulisan dan pergerakan yang aku kira mulia, usaha ku untuk keluar dari masalah ini, walaupun aku sendiri hadapi ini.

Ini termasuk buah dari kerja keras kita bersama untuk kawan-kawan. Minimal kawan-kawan bisa melaut dengan tenang.

Saya cukup mengarunggi samudera pengadilan ini secara kesatria melawan penguasa. Walaupun aku sendiri.

Satu hal lagi ingin ku pekikan "Aku layani pengadilan ini, karena aku cinta pada semua pemimpin. Karena pemimpin yang bebal hadrus itulah harus dilawan".

Sekian kawan-kawan, semoga kalian sehat selalu....

penulis : Rusdianto Samawa, Front Nelayan Indonesia (FNI)

Reponsive Ads