Bagaimana UKP-PIP Sosialisasikan Pancasila dengan Cara Kekinian? - KOMPAS.com Fabian Januarius Kuwado Eksekutif Unit Kerja Presiden Pembinaa...
Fabian Januarius Kuwado Eksekutif Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila Yudi Latif.
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menginginkan sosialisasi nilai-nilai Pancasila yang dilakukan Unit Kerja Pembinaan Ideologi Pancasila ( UKP-PIP) bisa menyentuh masyarakat, khususnya generasi muda.
Singkatnya, Jokowi berharap produk UKP-PIP bersifat kekinian.
Di sisi lain, formasi Dewan Pengarah UKP-PIP ternyata diisi oleh tokoh-tokoh senior.
Ada 9 orang yang duduk di Dewan Pengarah, di antaranya Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden keenam RI Try Sutrisno, mant an Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Ketua Umum Majelis Budhayana Indonesia Sudhamek, mantan Ketua PGI Andreas Anangguru Yewangoe, dan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Wisnu Bawa Tenaya.
Bagaimana para tokoh senior itu bisa mengimplementasikan arahan Presiden Jokowi tersebut?
Eksekutif UKP-PIP Yudi Latif mengatakan, jajaran Dewan Pengarah hanya memberikan arahan mengenai bagaimana nilai-nilai Pancasila sebagaimana yang diwariskan oleh pendiri bangsa.
"Sementara itu, implementasinya di saya, di eksekutif," ujar Yudi, seusai dilantik di Kompleks Istana Presiden, Rabu (7/6/2017).
Baca: Megawati Terpilih sebagai Ketua Dewan Pengarah UKP Pancasila
Sebagai eksekutif, Yudi akan dibantu sejumlah deputi serta para tenaga profesional.
Ia akan memilih deputi dan tenaga profesional yang dinilai mampu menyosialisasikan nilai-nilai luhu r Pancasila dengan cara yang kekinian, sesuai arahan Presiden Jokowi.
Anggota Dewan Pengarah UKP-PIP Andreas Anangguru Yewangoe menambahkan, publik jangan melihat kesembilan Dewan Pengarah berdasarkan usianya.
Publik harus melihat cara berpikir mereka.
"Tidak usah dilihat dari mereka sepuh. Tapi lihat juga cara berpikir mereka, saya kira kami ini tidak akan statis dan akan selalu mengaktualisasikan diri. Jadi usia tidak jadi soal," ujar Andreas.
Dewan Pengarah akan sangat mendukung sosialisasi nilai-nilai Pancasila dengan cara-cara kekinian dan dapat menyentuh masyarakat zaman sekarang.
Meski demikian, mengenai bentuk sosialisasi yang tepat, Andreas belum bisa menyampaikannya karena harus dibahas terlebih dahulu.
"Yang jelas bentuknya berbeda dengan P4. Akan lebih luwes. Nanti ya lihat saja implementasinya akan bagaimana," ujar Andreas.
Baca: Din Syamsuddin Batal Jadi Pengarah UKP Pancasila
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memastikan produk dari UKP-PIP tidak sama dengan program penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila alias P4 seperti era Orde Baru.
"Nanti, itu tidak bersifat indoktrinasi kayak dulu-dulu," ujar Jokowi saat tim Kompas.com mewawancarai di Ruang Oval, Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/6/2017).
Produk UKP-PIP akan disesuaikan dengan perkembangan zaman serta kondisi masyarakat Indonesia saat ini.
"Kami sih ingin penyampaiannya yang kekinian, tak lagi indoktrinasi," ujar Jokowi.
Bentuknya beragam, misalnya berupa video di Facebook atau video blog di Youtube hingga berbentuk komik.
Tujuannya, agar penghayatan nilai-nilai luhur Pancasila bisa diterima oleh seluruh elemen, khususnya kalangan muda.
"Sehingga anak-anak muda ini bisa terangkul dengan baik dengan adanya program-program ini," ujar Jokowi.
Kompas TV Pelajar SMA Al-Izhar dan SMA Kolese Kanisius memperinga ti Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2017 dengan cara unik dan berbeda. Berita TerkaitUKP Pancasila Cari Kantor yang Mudah Diakses MasyarakatMegawati Terpilih sebagai Ketua Dewan Pengarah UKP PancasilaDin Syamsuddin Batal Jadi Pengarah UKP PancasilaBaru Dilantik, UKP-PIP Langsung Rapat dengan Presiden Yudi Latif Pastikan UKP Pancasila Beda dari Program Era Orba Terkini Lainnya Pemerataan Pembangunan Diyakini Akan Menurunkan Penduduk Jakarta Megapolitan 07/06/2017, 14:18 WIB Cerita Sandiaga Pernah Kumpulkan KTP untuk Ahok Megapolitan 07/06/2017, 14:16 WIB Ditangkap, Pria yang Perintahkan Bom Bunuh Diri di Kampung Melayu Nasional 07/06/2017, 14:12 WIB Sandiaga Singgung so al "Winner Takes All" Saat Pilpres 2014 Megapolitan 07/06/2017, 14:02 WIB Bagaimana UKP-PIP Sosialisasikan Pancasila dengan Cara Kekinian? Nasional 07/06/2017, 13:57 WIB 6 Nelayan NTT Belum Ditemukan, HNSI Minta Bantuan SAR Australia dan Timor Leste Regional 07/06/2017, 13:57 WIB Sandiaga: Saya Dukung Pak Djarot daripada Ribut Megapolitan 07/06/2017, 13:56 WIB Perempuan Nyaris Bugil di Mangga Besar Dirawat di RS Polri Megapolitan 07/06/2017, 13:55 WIB KPK Periksa Tiga Tersangka Kasus Dugaan Suap Pejabat BPK dan Kemendes Nasional 07/06/2017, 13:54 WIB Tangis Pembantu Ibu yang Digugat Anaknya Rp 1,8 M Pecah di Pengadilan Regional 07/06/20 17, 13:54 WIB Kebutuhan Hidup Rizieq Shihab di Arab Saudi Ditanggung Sukarelawan Megapolitan 07/06/2017, 13:48 WIB Digaji Rp 8 Miliar oleh China, Mantan Pejabat Australia Disorot Internasional 07/06/2017, 13:47 WIB Djarot Mengaku Malu Saat Nominal Zakatnya Diumumkan Bazis DKI Megapolitan 07/06/2017, 13:44 WIB Djarot Akan Larang Perjodohan di RPTRA, Sandi Batalkan Taaruf Massal Megapolitan 07/06/2017, 13:37 WIB Datangi DPR, Amien Rais Mengaku Bahas Pansus Angket KPK Nasional 07/06/2017, 13:32 WIB Load MoreSumber: Googl e News