Kenapa Trump Dukung Isolasi Qatar? - KOMPAS.com Brendan Smialowski / AFP Presiden AS Donald Trump saat mengumumkan penarikan diri dari kesep...
Brendan Smialowski / AFP Presiden AS Donald Trump saat mengumumkan penarikan diri dari kesepakatan Paris di Rose Garden, Gedung Putih, Kamis (1/6/2017).
WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendukung langkah Arab Saudi dan para sekutunya untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Dukungannya tersebut diungkapkannya melalui kicauan-kicauan dalam akun Twitter-nya.
Sumber Reuters yang juga Pejabat Senior Gedung Putih mengatakan, Trump menekankan persatuan negara-negara Teluk dalam perbincangan terakhirnya melalui sambungan telepon bersama Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz.
< p>"Pesannya ( Trump) bahwa kita perlu bersatu memerangi ekstrimisme dan pendanaan teroris. Hal itu penting agar negara-negara teluk dapat bersatu, damai, dan aman," kata dia.Meskipun Trump berbahagia atas langkah Arab Saudi dan negara sekutunya, Amerika Serikat memiliki pangkalan militer terbesar di Qatar.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat di Pentagon pada Selasa (6/6/2017) menyebut, sebanyak 8.000 personel militer ditempatkan di Al-Udeid, Qatar, sebagai komitmen mewujudkan keamanan regional.
Adapun Al-Udeid Qatar merupakan pangkalan udara terbesar milik Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah. Kicauan Trump di akun Twitter-nya memunculkan peluang untuk menenangkan pergolakan antara Arab Saudi dan Qatar.
Pasalnya, Qatar sangat penting untuk kepentingan militer Amerika Serikat. Namun, di sisi lain, hubungan diplomatik dengan Qatar terisolasi.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir mengatakan ada beberapa langkah yang ha rus dilakukan Pemerintah Qatar untuk memperbaiki situasi politik yang memanas ini. Contohnya seperti menghentikan dukungan kepada kelompok militan, Hamas.
"Kami memutuskan untuk membuat semua ini jelas," kata Al-Jubeir.
Keputusan ini akan mengganggu pertumbuhan ekonomi di Qatar. Perdagangan beberapa komoditas seperti minyak mentah, logam, dan makanan akan terganggu. Penduduk Qatar pun berbondong-bondong berbelanja ke supermarket untuk menimbun pasokan makanan.
Sebab, Qatar tak akan lagi mendapat impor makanan. Perusahaan pelayaran terbesar di dunia, Maersk Line, tak lagi mengirim dan menerima barang dari maupun ke Qatar. Pasalnya, akitivitas tersebut biasanya melalui Pelabuhan Jebel Ali di Uni Emirat Arab.
Kini, Jordan juga ikut mengisolasi Qatar. Mereka memanggil perwakilan mereka di Qatar untuk kembali ke Jordan dan mencabut lisensi Al-Jazeera TV.
Sebelumnya, Trump berkicau melalui akun Twitter nya mengenai pemutusan hubugan dip lomatik Qatar oleh beberapa negara Timur Tengah.
"Sangat senang mengetahui kunjungan ke Arab Saudi menemui Raja dan 50 negara lain membuahkan hasil," kata Trump lewat akun Twitter-nya.
"Mereka berjanji akan mengambil langkah keras terhadap pendanaan ekstremisme dan semua menunjuk Qatar. Mungkin ini akan menjadi awal berakhirnya horor terorisme," kataTrump.
Pada Senin (5/6/2017), Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir mengumumkan langkah memutus hubungan dengan Qatar dan memutus semua perbatasan dengan negeri itu.
Mereka menuduh negeri kecil tersebut menampung kelompok-kelompok ekstrem dan mendukung agenda Iran, musuh bebuyutan Arab Saudi.
Hubungan Qatar dengan tetangga-tetangganya memang tak terlalu baik tetapi langkah Arab Saudi ini sangat mengejutkan. Para pengamat khawatir krisis diplomatik ini akan menambah ketidakstabilan kawasan yang terus bergolak itu.
(Baca: Krisis Diplomatik Qatar Ancam Perdagangan Minyak Menta h Hingga Pangan)
Kompas TV 7 Negara Putus Hubungan Diplomatik dengan Qatar Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:- Krisis Diplomatik Qatar