Page Nav

HIDE
Selasa, Juni 24

Pages

Breaking News:

Ads Place

Click Here

Jokowi: Pemblokiran Telegram Demi Keamanan Negara - KOMPAS.com

Jokowi: Pemblokiran Telegram Demi Keamanan Negara - KOMPAS.com KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Presiden Joko Widodo meninjau pasukan saat u...

Jokowi: Pemblokiran Telegram Demi Keamanan Negara - KOMPAS.com

Presiden Joko Widodo meninjau pasukan saat upacara di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Senin (10/7/2017). Upacara peringatan hari ulang tahun ke-71 Bhayangkara melibatkan 2.408 personel gabungan dari Polri, TNI, instansi terkait, hingga organisasi Pramuka. KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Presiden Joko Widodo meninjau pasukan saat upacara di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Senin (10/7/2017). Upacara peringatan hari ulang tahun ke-71 Bhayangkara melibatkan 2.408 personel gabungan dari Polri, TNI, instansi terkait, hingga organisasi Pramuka.

JA KARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah sudah lama memantau media sosial Telegram sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan pemblokiran. Hasil dari pantauan tersebut menunjukkan bahwa Telegram kerap digunakan oleh teroris untuk berkomunikasi.

"Kita kan ini mementingkan keamanan, keamanan negara, keamanan masyarakat, oleh sebab itu keputusan itu dilakukan," ujar Jokowi usai meresmikan Akademi Bela Negara (ABN) di Jakarta, Minggu (16/7/2017).

Jokowi mengatakan, ada ribuan konten dalam Telegram yang dapat dikategorikan mengganggu keamanan negara.

Menurut dia, pihak Telegram juga tidak mau bekerja sama dengan pemerintah untuk mengontrol akun-akun yang terkait terorisme. Padahal, tawaran untuk bekerja sama sudah disampaikan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

(Baca: Kapolri: Telegram Dienkripsi dan Sulit Dideteksi)

"Kenyataanya masih ada ribuan yang lolos dan digunakan, baik diguna kan untuk membangun komunikasi antara negara, untuk hal-hal yang berkaitan dengan terorisme," ucap Jokowi.

Jokowi menegaskan, pemerintah sejauh ini hanya memblokir Telegram. Tidak ada media sosial lain yang diblokir. Ia mengimbau media sosial untuk bekerja sama dengan Kemenkominfo.

"Kerja sama seperti itu, Kemenkominfo sudah menyampaikan mungkin tidak sekali dua kali," ucap Jokowi.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, penggunaan aplikasi Telegram cukup masif digunakan oleh kelompok teroris. Telegram memiliki sejumlah keunggulan yang dianggap menguntungkan bagi kelompok tersebut karena privasi penggunanya terjamin.

(Baca: Mengapa Aplikasi Telegram Disukai Teroris?)

"Ini jadi problem dan jadi tempat saluran komunikasi paling favorit oleh kelompok teroris," ujar Tito di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (16/7/2017).

Tito mengatakan, anggota chat group di Telegram bisa mencapai 10.000 orang. Terlebih lagi, grup di aplikasi tersebut dienkripsi dan sulit dideteksi. Karena Telegram menjamin privasi penggunanya sehingga sulit disadap.

Tito mengatakan, pemblokiran ini antara lain tindaklanjut permintaan Polri untuk mengatasi masalah tersebut.

Kompas TV Dengan senjata laras panjang, polisi memperketat penjagaan markas Polres Semarang, Jawa Tengah. Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
  • Telegram Diblokir di Indonesia

Berita Terkait

Telegram dan WhatsApp Sama-sama Pakai Enkripsi, Apa Bedanya?

3 Upaya Telegram agar Blokir Dicabut di Indonesia

Tak Ada Perwakilan di Indonesia, Politisi DPR Dukung Telegram Diblokir

Akankan Pemerintah Buka Blokir Telegram?

Ini Alasan Pemerintah Blokir Telegram

Terkini Lainnya

Kemungkinan Maju Pilgub Jatim, Khofifah Bilang 'Masih Tunggu Waktu'

Kemungkinan Maju Pilgub Jatim, Khofifah Bilang "Masih Tunggu Waktu"

Nasional 16/07/2017, 15:20 WIB Kemarau, Warga Buat Lubang di Telaga Kering untuk Dapatkan Air

Kemarau, Warga Buat Lubang di Telaga Kering untuk Dapatkan Air

Regional 16/07/2017, 15:20 WIB Djarot: Kendaraan yang Melintas di Trotoar Itu Kurang Ajar

Djarot: Kendaraan yang Melintas di Trotoar Itu Kurang Ajar

Megapolitan 16/07/2017, 15:13 WIB Soal Rumah DP 0, Sandiaga Pastikan Tak Akan Lari dari Janji Kampanye

Soal Rumah DP 0, Sandiaga Pastikan Tak Akan Lari dari Janji Kampanye

Megapolitan 16/07/2017, 15:05 WIB Zulkifli: PAN Sama PDI-P, Asik-asik Saja Tuh

Zulkifli: PAN Sama PDI-P, Asik-asik Saja Tuh

Nasional 16/07/2017, 14:59 WIB Polisi Selidiki Video Mahasiswa 'Bully' Remaja Berkebutuhan Khusus

Polisi Selidiki Video Mahasiswa "Bully" Remaja Berkebutuhan Khusus

Megapolitan 16/07/2017, 14:58 WIB Jokowi: Pemblokiran Telegram Demi Keamanan Negara

Jokowi: Pemblokiran Telegram Demi Keamanan Negara

Nasional 16/07/2017, 14:52 WIB Berawal dari Buku Laskar Pelangi, 'Cleaning Service' Mampu Lulus S2

Berawal dari Buku Laskar Pelangi, "Cleaning Service" Mampu Lulus S2

Regional 16/07/2017, 14:51 WIB Razia Kos-Kosan di Tebet, Polisi Temukan Tembakau Gorila dan Sabu

Razia Kos-Kosan di Tebet, Polisi Temukan Tembakau Gorila dan Sabu

Megapolitan 16/07/2017, 14:50 WIB Djarot Yakin Pembangunan ITF Sunter Akan Kurangi Jumlah Sampah

Djarot Yakin Pembangunan ITF Sunter Akan Kurangi Jumlah Sampah

Megapolitan 16/07/2017, 14:46 WIB Sandiaga Nilai Keputusan Pemindahan Ibu Kota Harus Di-'endorse Warga

Sandiaga Nilai Keputusan Pemindahan Ibu Kota Harus Di-"endorse Warga

Megapolitan 16/07/2017, 14:33 WIB 40 Persen PNS Pemprov DKI Jakarta Alami Obesitas

40 Persen PNS Pemprov DKI Jakarta Alami Obesitas

Megapolitan 16/07/2017, 14:15 WIB Ada Proyek, Pengendara Diminta Berhati-hati di Tol Jakarta-Cikampek

Ada Proyek, Pengendara Diminta Berhati-hati di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan 16/07/2017, 14:02 WIB Penjelasan Polisi soal Pengeroyok Hermansyah yang Pakai Borgol Plastik

Penjelasan Polisi soal Pengeroyok Hermansyah yang Pakai Borgol Plastik

Megapolitan 16/07/2017, 13:43 WIB Polisi Sebut Penyerangan Kantor DPP PPP karena Konflik Internal

Polisi Sebut Penyerangan Kantor DPP PPP karena Konflik Internal

Megapolitan 16/07/2017, 13:42 WIB Load MoreSumber: Google News

Tidak ada komentar

Latest Articles

Click Here